Kamis, 21/06/2018 07:50 WIB
Pengguna Tol Jakarta Cikampek Keluhkan Pemberlakuan One Way
KARAWANG, DAKTA.COM - Waktu tempuh dari Jakarta menuju Kabupaten Karawang, Jabar, bertambah hingga tujuh sampai delapan jam akibat pemberlakuan sistem one way atau satu arah Tol Jakarta Cikampek arah Jakarta pada Rabu sore hingga Kamis (21/6) pagi.
"Kondisinya macet, karena harus lewat jalan arteri. Jalan tolnya ditutup," kata Santi, salah seorang seorang pengendara dari Jakarta ke Karawang, saat ditemui di Karawang, Kamis (21/6).
Arus lalu lintas di sepanjang jalan arteri Jakarta, Bekasi hingga Karawang cukup padat selama diberlakukannya one way, karena semua kendaraan dari Jakarta menuju arah Cikampek "tumpah" di jalan arteri.
Di beberapa titik di jalur di sepanjang jalan arteri itu juga seringkali terjadi kemacetan. Di antaranya di titik perempatan atau pertigaan, kawasan pasar, terminal, dan lain-lain.
Ia mengaku kecewa kepada PT Jasa Marga yang memberlakukan sistem one way dan menutup jalan tol Jakarta-Cikampek. Sebab pengguna jalan tol tersebut bukan pemudik dari arah Jawa saja.
Banyak juga pemudik dari arah Jakarta seperti pemudik dari Lampung, Bogor, Banten, dan lain-lain. "Jalan tol juga tidak dikhususkan untuk pemudik saja kan," ujar dia.
Akibat penutupan jalan tol dari arah Jakarta, Sinta mengaku dari Jakarta, Pasar Rebo sampai ke rumahnya di Karawang membutuhkan waktu delapan jam. "Biasanya paling kalau kondisi macet, waktu perjalanannya tiga jam, kalau lancar sekitar 2 jam," ucap dia.
Pengendara lainnya, Subur, juga mengkritik sistem one way yang diberlakukan dalam waktu yang cukup lama sejak Rabu (20/6) sore Kamis pagi pada arus balik Lebaran tahun ini.
"One way ini baru pertama kali. Apa sih dasarnya pemberlakuan one way, karena justru mengakibatkan kemacetan di tempat lain," tutur dia.
Ia berharap PT Jasa Marga dan pihak kepolisian mengkaji ulang pemberlakuan sistem one way jalan Tol Jakarta Cikampek arah Jakarta pada arus balik Lebaran.
"Dampaknya kemacetan di jalan arteri, dan kemacetan panjang tol dalam kota, jadi harus dievaluasi," imbuhnya. **
Editor | : | |
Sumber | : | antaranews.com |
- Pekerjaan Rumah Menanti Hadi dan AHY
- Haram Golput, Pilih Pemimpin yang Mampu Menjaga Agama dan Negara
- Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie : Prabowo Subianto Hanya Akan Menjabat Sebagai Presiden Selama Dua atau Tiga Tahun Apabila Terpilih Dalam Pemilu 2024
- Anies Sebut Film 'Dirty Vote' Cara Rakyat Respons Kecurangan
- Cara Top Up Genshin Impact Murah: Menambah Kristal Tanpa Merusak Dompet
- DPR BUKAN LAGI RUMAH RAKYAT, ASPIRASI PEMAKZULAN JOKOWI DIPERSEKUSI?
- Etika Politik "Endasmu Etik"
- PENGUSAHA JANGAN LEBAY, KAITKAN BOIKOT PRODUK TERAFILIASI ISRAEL DENGAN ANCAMAN PHK MASSAL!
- Eddy Hiariej Terima Rp3 M atas Janji SP3 Kasus Helmut di Bareskrim
- KPU Masih Analisis Sistem soal Dugaan Kebocoran Data DPT Pemilu 2024
- Beban Berat Nawawi Pulihkan Kepercayaan KPK
- Bareskrim Selidiki Peretasan Data Pemilih di KPU
- Panja DPR-Kemenag Tetapkan Biaya Haji 2023, Jamaah Harus Bayar Rp 56 Juta
- Boikot Produk Terafiliasi Israel di Indonesia Bisa Melalui Penerapan UU JPH
- Gibran tak Hadir di Dialog Muhammadiyah, Muti: Kami Sayangkan, Sudah Diberi Kesempatan
0 Comments