Menu Sahur dan Berbuka Ala Rasulullah SAW
Sosok panutan dalam Islam tentunya adalah Nabi Muhammad SAW. Beliau lah uswah hasanah bagi umat, baik dalam hal ibadah maupun akhlak. Bulan Ramadhan bagi umat Islam wajib hukumnya untuk menjalankan ibadah puasa, Rasulullah juga memberikan tuntunannya kepada semua Muslim, termasuk dalam hal makan sahur dan berbuka.
Menu buka puasa dan makan sahur yang biasa disantap oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alihi wa sallam ternyata sangat sederhana. Diriwayatkan, Rasulullah biasa membatalkan puasa dan makan sahur hanya berupa ruthob (kurma basah), atau tamr (kurma kering), dan air putih.
Diriwayatkan oleh Anas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam berbuka puasa sebelum melakukan sholat magrib dengan ruthob, jika tidak ada ruthob (kurma basah) maka beliau berbuka dengan beberapa butir tamr (kurma kering) dan jika tidak ada tamr maka beliau meminum beberapa teguk air putih.”
Berdasarkan hadits tersebut, kita dapat mengetahuin bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka puasa dengan ruthab. Jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr, dan apabila tidak ada tamr maka beliau berbuka dengan meminum beberapa teguk air. Seperti yang selalu diajarkan bahwa janganlah berlebihan dalam berbuka puasa.
Kenapa harus kurma dan air putih? Pada dasarnya berbuka dengan air putih dan kurma telah dijelaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai makna kurma dan air putih yang suci serta mengandung berkah. Sebagaimana disampaikan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Salman ibn ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian akan berbuka puasa, maka berbukalah dengan kurma sebab kurma itu berkah, kalau tidak ada, maka dengan air karena air itu bersih dan suci.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Berapa banyak porsi makan sahur dan berbukanya? Banyak riwayat yang menyampaikan Rasulullah biasa menyantap kurma dalam jumlah ganjil, yaitu 3, 5, atau 7. Jadi, jumlahnya ganjil. Meski demikian, itu tidak menjadi suatu keharusan. Pada dasarnya, tidak ada anjuran yang menyarankan untuk bersantap sahur atau berbuka dengan kurma yang berjumlah ganjil.
Begitulah, menu makan sahur dan berbuka ala Rasulullah. Menunya sederhana, dan tidak berlebih-lebihan. **
Editor | : | Asiyah Afifah |
Sumber | : | islampos.com |
- Larangan Meniup Makan dan Minuman
- Manfaat Wudhu
- Banyak Orang Gemuk Salah Satu Tanda Akhir Zaman
- Konsep Islam dalam Menjaga Kesehatan Gigi
- Keutamaan Puasa Arafah Penghapus Dosa Setahun
- Sunah Rosulullah memakan makanan yang berada paling dekat
- Gelar “Haji” Bukan Warisan Belanda
- Reaktualisasi Khilafah di Era Kontemporer
- Sunni-Asy’ari dan Identitas Muslim Nusantara
- Nasihat Politik Imam al-Ghazali
- Faktor Kemunduran Peradaban Islam
- Catatan Kecil Mengenai Modernisme Islam Indonesia di Abad ke-20
- Tauhid Vis a Vis Pluralisme Agama
- Seruan Ilmiah Pak Natsir Kepada Kaum Beragama Mengenai Komunisme
- M. Natsir dan Hamka: 47 Tahun Persahabatan II
0 Comments