Amerika-Qatar Bahas Lima Taliban, Tahanan Asal Guantanamo
WASHINGTON_DAKTACOM: Amerika Serikat (AS) dan Qatar membahas kedudukan lima orang Taliban, yang rencananya dibebaskan ke Afghanistan setelah setahun dibebaskan dalam pertukaran tawanan AS, kata Direktur CIA, John Brennan, Minggu.
"Saya ingin memastikan bahwa mereka tidak diizinkan kembali ke perang," kata Brennan, dalam wawancara CBS, Face the Nation.
Lima tokoh penting Taliban ditukar dengan Sersan Bowie Bergdahl pada 31 Mei 2014, lalu dipindahkan dari pusat tahanan Amerika Serikat, di Teluk Guantanamo, Kuba, ke penahanan Qatar.
Larangan perjalanan setahun terhadap lima orang itu segera berakhir, memunculkan pertanyaan tentang yang terjadi selanjutnya.
"Agaknya, mereka akan kembali ke medan perang, tetapi mereka tidak akan mengubah dinamika, dan mereka tidak akan mengubah titik keseimbangan. Mereka adalah lima orang," ujar pensiunan Jenderal Stanley McChrystal, mantan komandan AS di Afghanistan, dalam acara State of the Union di CNN.
Brennan mengatakan ia secara pribadi terlibat dalam diskusi dengan Afghanistan dan pejabat Qatar tentang lima orang Taliban ini.
Mereka sedang "mencari (apa) pengaturan yang dapat digunakan, apa yang akan terjadi pada orang-orang ini, apakah mereka akan dikirim kembali ke Afghanistan atau tinggal di Doha," katanya.
"Ini terus menjadi bagian dari proses yang sedang berlangsung, berdiskusi dengan mitra kami di Qatar, apa yang menjadi kepentingan terbaik dari keamanan nasional," tambahnya.
Kelima orang ini meliputi mantan kepada staf militer Taliban, mantan wakil menteri intelijen, dan mantan menteri dalam negeri, serta dua anggota senior Taliban.
Anggota Kongres yang juga Ketua DPR Komite Urusan Luar Negeri Amerika Serikat, Ed Royce, mempertanyakan kebijakaan AS membebaskan lima orang Taliban ini.
"Anda mungkin tidak akan melihat mereka memainkan peran yang sama seperti sebelumnya, (tapi) mereka tetap menjadi sebuah ancaman," katanya kepada televisi CNN, Minggu.
"Di Uruguay, enam teroris Taliban telah dibebaskan, dan sekarang (ada) sekitar 40 laporan bahwa mereka berada sanagt dekat dengan Kedutaan Besar AS," kata Royce.
"Ini adalah risiko yang nyata," katanya.
Pertukaran tawanan untuk Bergdahl mendapat kritik tajam dari Partai Republik yang pada saat itu memandang kebijakan ini mengganggu kebijakan AS yang sudah lama tidak bernegosiasi dengan penyandera.
Gedung Putih membela pertukaran tawanan ini dengan alasan Bergdahl adalah tawanan perang dan AS mengikuti prinsip tidak meninggalkan personel militer AS di belakang.
Bergdahl, yang dipenjara pada Juni 2009 sempat menghilang dari unitnya dan para bulan Maret didakwa pasal desersi.
Editor | : | |
Sumber | : | ANTARA News |
- Biden Sebut Ketegangan AS dengan Cina akan Segera Mencair
- AS Pertimbangkan Kirim Senjata Tempur untuk Ukraina
- AS Sebut Rusia Gunakan Drone Iran untuk Serang Ukraina
- AS Tuding Rusia Borong Amunisi dari Korea Utara
- Biden: Rusia Harus Dikeluarkan dari G20
- AS dan NATO Koordinasikan Langkah Tingkatkan Pertahanan di Eropa Timur
- AS Tawarkan Pinjaman ke Ukraina
- Birukan Georgia, Joe Biden Menangi Pilpres AS dengan 306 Electoral Votes
- Badai di AS Lumpuhkan Aliran Listrik 500 Ribu Rumah
- Trump Larang Pengunjung Muslim, KBRI: WNI Indonesia di AS Aman
- Pebasket Legendaris Amerika Kembali Kritik Donald Trump
- Trend RUU Anti Islam Bermunculan di Beberapa Negara Bagian AS
- Ada Ayat Bible di Senapan Pabrikan Florida AS
- WHO Beri Layanan Kesehatan Bagi Pengungsi Sudan Selatan
- AS Kirim Enam Jet Tempur dan 300 Personil Untuk Serang ISIS
0 Comments