Senin, 19/02/2018 14:30 WIB
Pondok Pesantren Nurul Jadid Pelopori Media Center Pesantren
PROBOLINGGO_DAKTACOM: Ratusan santri dari berbagai kalangan menggelar acara Ngaji Medsos dengan tema Santri Milenial, Cerdas Bermedia Sosial bertempat di Aula Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Ahad (18/2).
Pesertanya adalah santri mahasiswa perwakilan sejumlah pesantren yang tergabung dalam Halaqoh BEM Pesantren Se Indonesia.
Narasumbernya antara lain Ketua LTN PBNU Jakarta Usmayadi, Redaktur TV9 Surabaya Mohamad Sururi, CEO Ala Santri Muhamad Yasir Arafat, dan jurnalis NET TV Mahfudz Sunarjie.
Gelaran acara untuk menangkal hoaks ini dipandu moderator Jurnalis Kompas TV, Arief Hidayat.
"Kegiatan ini bisa memberikan wawasan baru bagi mahasiswa dalam dunia medsos. Agar bisa berjejaring positif dan menjadi buzzer dalam penyebaran konten positif," kata Nur Fadli Hidayat, wakil rektor III dalam sambutannya mewakili Rektor Universitas Nurul Jadid, KH Abdul Hamid Wahid.
Fenomena banyaknya berita hoaks gampang dan cepat beredar. Belum sempat melakukan klarifikasi satu isu, timbul isu lain. Inilah yang jadi alasan acara ini digelar.
Melihat kebutuhan tersebut, Nurul Jadid akan mengawali sistem media centre yang akan menjadi corong bagi pesantren. "Ini bisa menjadi pilot project atau percontohan bagi seluruh pesantren di Indonesia," imbuh Fadli.
Dalam presentasinya, Usmayadi, Ketua LTN PBNU, menjelaskan perlunya pesantren membuat media centre. Strukturnya terdiri dari diagram cyber. Ada Steering Commitee, ada unit advokasi, dan unit pengaderannya.
"Dalam unit pengkaderan ini diperlukan training atau pelatihan khusus untuk membentuk unit rekrutasi peserta baru," katanya.
"Ini perlu penguatan kontens, penguatan literasi dan penguatan pengetahuan. Sebagai penguatan media counter, agar bisa menyeimbangi berbagai isu yang sedang viral," tambahnya.
Adapun kunci aktivitasnya antara lain pusat informasi. Pusat kontrol. Dan unit rekrutasi atau pengkaderan.
Lalu bagaimana mengelola isu? Ini harus ada penguatan tim. Tim yang handal akan mudah mengelola isu dan menyiapkan isu tandingan.
Bagaimana mengkanter berita hoaks yang tengah viral. Harus ada upaya klarifikasi. Secara judul, berita hoaks biasanya bombastis. Isinya hasutan. Foto editan. Sehingga perlu cross check dengan berita lainnya.
"Tool dakwah terkini adalah Medsos. Maka perlu penguasaan frame media. Sebab kondisi saat ini telah masuk era perang semesta. Semua orang diajak untuk terlibat media sosial. Mengkonsumsi informasi media. Disinilah perlunya upaya klarifikasi terhadap informasi yang beredar itu," pungkas Cak Usma, sapaan akrab Usmayadi.
Editor | : | |
Sumber | : | nu.or.id |
- Ubhara Jaya Jadi Tuan Rumah Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi (PPKPT)
- Ubhara Jaya Gelar PKKMB Diikuti 2000 Mahasiswa Baru
- Seminar Nasional Fakultas Hukum Ubhara Jaya: Menakar Masa Depan Penegak Hukum Di Indonesia
- Angkatan Pertama, Universitas Bani Saleh Gelar Wisuda 461 Sarjana
- Ubhara Jaya Helat Seminar Internasional Bersama BNPT
- Catatkan 2 Rekor Baru MURI, Ubhara Jaya Resmikan Pendirian Pusat Kajian Ilmu Bela Negara
- Sebanyak 1.299 Mahasiswa Diwisuda, Ubhara Jaya Siap Cetak Lulusan Berintegritas
- Mudah dan Cepat, Berikut Cara Mengecek NPSN Sekolah
- Belajar Online melalui Terjemahan Aksara Sunda ke Teks Latin
- Makna Mendalam dalam Puisi Bali Anyar, Eksplorasi Kehidupan dan Spiritualitas
- Ubhara Jaya Jadi Tuan Rumah Seminar dan Silaturahmi Nasional Pergubi
- Ubhara Miliki Profesor Bidang Ilmu Akuntansi Keuangan Kontemporer
- P2G DESAK KEMDIKBUDRISTEK MENINJAU ULANG SISTEM PPDB
- Hadirkan BNN dan Granat, Ubhara Jaya Gelar Kuliah Umum Memperingati HANI 2023
- Ubhara Jaya Adakan Pelatihan Digital Branding Produk Olahan Limbah Minyak Jelantah
0 Comments