Ahad, 11/02/2018 19:00 WIB
Ust. Zaitun: Cinta NKRI Itu Fitrah
GORONTALO_DAKTACOM: Wahdah Islamiyah Gorontalo menelenggarakan tabligh akbar dengan tema Merawat NKRI dalam Bingkai Ukhuwah dan Persatuan. Bertempat di Masjid Kampus Univeritas Negeri Gorontalo Sabilurrasyad pada hari Ahad, 11/02/2018.
Hadir dalam acara ini Ketua MUI gorontalo Ust. Abdurrahman Bahmid, Lc. Alumni Al Azhar yang juga anggota DPD RI ini menyebut tabligh akbar ini sangat penting sebagai penguatan.
"Umat Islam harus kuat, baik secara pribadi, organisasi, maupun dalam skala ummat. Mukminbyang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah", terangnya.
"Mashdarul quwwah (sumber kekuatan) adalah kuatnya aqidah dan hubungan dengan Allah. Setelah itu, persatuan ummat", imbuhnya.
Selanjutnya Ust. Zaitun Ketua Umum Wahdah Islamiyah yang juga Wasekjen MUI menjelaskan pentingnya cinta NKRI dan pentingnya persatuan.
"NKRI adalah anugerah dari Allah yang harus dijaga dan dirawat", kata beliau.
Menurut Ketua Ikatan Ulama' dan Da'i Asia Tenggara ini, nasionalisme (cinta negeri) adalah sesuatu yag thabi'i (sesuai dengan sifat bawaan manusia/fitrah). Asalkan tetap dalam batas yang tidak melanggar syari'at.
"Cinta kepada negeri adalah sesuatu yang thabi’i. Sebagaimana dahulu Rasulullah mengungkapkan kecintaan beliau kepada kota Makkah saat berhijrah", terangnya.
"Umat islam mayoritas dinegeri ini harus mengetahui konsep islam tentang nasionalisme. Kalau tidak, akan dimanfaatkan oleh orng lain dari kalangan sekuler menjauhkan ummat islam dari hak-haknya," lanjut ustad yang juga wakil ketua GNPF ulama ini.
Batasan yang beliau maksudkan adalah kecintaan yang tidak melebihi cinta Allah, Rasul-Nya, dan agama Islam, serta tidak merendahkan bangsa lain.
"Cinta pada negeri ini disyariatkan asal tidak melebihi cinta kita kepada Allah, RasulNya dan ajaran Islam itu sendiri. Nasionalisme yang dilarang Islam adalah menjadikan seseorang membenci atau merendahkan bangsa lain", tegas beliau.
Beliau menambahkan bahwa wujud cinta negeri adalah dengan membela, membangun, merawat, mencintai, dan memajukan NKRI.
Termasuk bentuk merawat NKRI menurut beliau, adalah dengan tetap menghidupkan budaya saling menasehati. Amar ma’ruf nahi mungkar.
"Menjaga persatuan bukan berarti menghilangkan identitas-identitas yang ada pada suku atau agama tertentu. Umat Islam siap bersatu dalam perbedaan demi terjaganya NKRI", pungkas beliau.
Editor | : | |
Sumber | : | Rilis Wahdah Islamiyyah |
- RESMI DILANTIK, DEWAN PENGAWAS DAN PENGURUS AKSI RELAWAN MANDIRI HIMPUNAN ALUMNI IPB MASA BAKTI 2024-2029
- BAZNAS Berikan Rekomendasi Izin Pembentukan Bagi LAZ Al-Kahfi Peduli
- Jangan Sampai Dideportasi, Ini Cara Bikin Visa Wisata ke Luar Negeri
- Obsatar Sinaga Pimpin ICMI Jabar Seusai Terpilih Dalam Muswil
- Peresmian Kampung Zakat Desa Bersinar Uwemalingku (beriman, bersinergi, dan berkarya)
- Anter Bantuan Hewan Ternak Pakai Perahu Eretan, Bukti Dukungan Pemberdayaan Ekonomi Pesantren
- Program Tebar Sarung dan Mukena: Menjawab Keperluan Jiwa para Korban Semeru
- Dana Muktamar IV Wahdah Islamiyah Sebagian Dialihkan untuk Korban Bencana
- Himpunan Alumni IPB Salurkan Bantuan Kemanusiaan Terdampak Erupsi Semeru
- Bentuk Apresiasi, IFI Gelar Indonesia Fundraising Award 2021
- Meriah, Sahabat Yatim Indonesia Rayakan Milad Laznas Ke-12 Tahun
- REI DPD Jabar dan Komisariat Bekasi Beri Santunan dan Sebar Wakaf 1000 Mushaf Al Quran
- HA-E IPB Serahkan Donasi untuk Masyarakat Terdampak Bencana di NTT dan NTB
- Human Initiative Miliki 4 Program Bukber
- Terima Donasi Kembali, BAZNAS Akan Salurkan Bagi Warga Terdampak Pandemi
0 Comments