Selasa, 30/01/2018 06:45 WIB
Bisnis lahan industri diperkirakan masih flat
JAKARTA_DAKTACOM: Penjualan lahan industri tahun 2018 diproyeksikan masih cukup berat. Konsultan Properti International, Chusman and Wakefield menyebut, harga lahan kawasan industri di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, masih cenderung flat dan hanya bertumbuh sebesar 0,3% year on year (yoy) pada 2017. Ini adalah level pertumbuhan terendah sejak 2010.
Harga kawasan industri diperkirakan masih tertekan karena masih belum adanya permintaan dalam jumlah yang besar dari pihak perusahaan, baik itu sektor industri, maupun secara permintaan kebangsaan. Permintaan seluas 150 hektare yang direalisasikan untuk tahun buku 2017, setara dengan tahun 2016.
Secara keseluruhan, angka tersebut merupakan tingkat permintaan tahunan terendah sejak 2010. Permintaan pada kuartal keempat adalah 30,5 ha, peningkatan dari 10,7 ha yang tercatat di kuartal ketiga. Seperti pada kuartal sebelumnya, permintaan terbatas pada perkebunan di Bekasi dan Serang, karena perusahaan ingin memperluas atau memilih lokasi ini.
Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia memperkirakan, realisasi penjualan lahan industri sepanjang 2017 masih stagnan. Sebab, pemerintah juga gencar membangun infrastruktur. Jika pembangunan infrastruktur selesai, maka berpotensi meningkatkan penjualan lahan industri.
Dia memperkirakan, penjualan lahan industri tahun ini bisa bertumbuh 5%-10%. "Tahun ini, penjualan lahan industri masih stagnan sejalan dengan proses pembangunan," kata Bertoni, Senin (29/1).
Di antara beberapa emiten penjualan lahan industri, dia melihat PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) masih cukup murah karena memiliki PER sebesar 1,70 kali. Sedangkan emiten lain, seperti PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) punya PER sebesar 28,69 kali, PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) dengan PER 7,51 kali, dan PT Intiland Development Tbk (DILD) dengan PER 16,84 kali.
"Buy SSIA dengan target harga Rp 700 dan buy DILD dengan target harga Rp 400," tambahnya. Sampai dengan perdagangan Senin (29/1), saham DILD ditutup pada level Rp 364 dan SSIA pada level Rp 585.
Editor | : | |
Sumber | : | kontan.co.id |
- Pangan Sehat dan Terjangkau, Memang Bisa?
- Serangan Iran ke Israel Bisa Akibatkan Inflasi di Indonesia
- Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri
- Lebih Hemat, Water Kingdom Mekarsari Tawarkan Tiket Presale bagi Pengunjung
- 15 Tahun Berkiprah di Bidang Jasa Konstruksi, ASLI IPO di Awal 2024
- Gas Terus, Penerimaan PAD Kota Bekasi Tembus 87 Persen
- Hapimart Buka Cabang Baru di Grand Mal Bekasi
- Lippo Cikarang Cosmopolis Tawarkan Diskon Besar, Rumah Tapak Hanya Rp289 Juta
- Pentingnya Strategi Pelonggaran Ekspor Nikel Mentah Secara Bertahap
- Pentingnya Wujudkan Sistem Pertanian Pangan Berkelanjutan di Indonesia
- Summarecon Expo 2023 Hadirkan Produk Properti Unggulan
- Viola Residence Jadi Senjata Andalan Summarecon Crown Gading
- Launching Crystal Boulevard Signature Commercial Summarecon Bekasi Berjalan Sukses
- Crystal Boulevard Signature Commercial, Kawasan Terdepan di Summarecon Bekasi
- Komitmen Gelar Program SIAP SEHAT, KB Bukopin Bekasi Peduli Kesehatan Nasabah Pensiunan
0 Comments