Senin, 15/01/2018 06:15 WIB
Permasalahan Data Harus Selesai Untuk Atasi Kisruh Beras
JAKARTA_DAKTACOM: Pengamat menilai ada beberapa permasalahan yang harus selesaikan dalam upaya memenuhi stok beras nasional.
Direktur Penelitian Centre of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan permasalahan yang pertama adalah perbedaan data yang dimiliki antara Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag). "Jika pemerintah ingin mengatasi masalah ini [kekurangan stok beras], pemerintah harus mempunyai kendali dalam stok beras," katanya baru-baru ini.
Menurut Faisal, Kemendag memiliki tekanan untuk mampu mengendalikan harga beras. Impor diakui sebagai jalan yang paling mudah dan paling cepat.
Tetapi, sebaiknya keputusan itu tidak diambil secara tiba-tiba. "Pemerintah perlu memastikan kebutuhan. Kalau mau impor, rencananya sudah disusun di awal tahun, tidak mendadak seperti ini," tuturnya.
Salah satu hambatan atau indikator sulitnya mengumpulkan data adalah keterbatasan dana untuk melakukan survei atas stok beras yang ada. Dia menyatakan pemerintah mestinya dapat mengikuti langkah-langkah yang diterapkan negara-negara ASEAN lainnya dalam mengendalikan komoditas pangan ini.
"Di negara lain, pemerintahnya mendapatkan data stok beras dari BUMN dan juga dari perusahaan swasta," terang Faisal.
Beberapa negara ASEAN, lanjutnya, mewajibkan distributor beras untuk melapor secara reguler tiap bulan. Langkah tersebut mampu menambah khazanah data pemerintah terkait untuk mengidentifikasi permasalahan dalam distribusi.
Sementara itu, Indonesia hanya memiliki data dari Perum Bulog yang menguasai 10% stok beras nasional. Artinya, pemerintah tidak memiliki data atas 90% stok beras.
Jumlah penduduk yang terus bertambah menjadi faktor lain yang berpengaruh dan mengharuskan pemerintah bekerja lebih keras meningkatkan produksi beras tiap tahunnya. Apalagi, selalu ada lonjakan permintaan pada masa-masa tertentu, seperti Hari Raya dan masa liburan. Kenaikan permintaan biasanya membuat harga turut melambung.
Menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), beras merupakan komoditas yang memberi sumbangan terbesar terhadap garis kemiskinan dengan porsi 18,8% di perkotaan dan 24,52% di pedesaan. "Oleh karena itu, beras sangat rentan," imbuh Faisal.
Editor | : | |
Sumber | : | bisnis.com |
- 15 Tahun Berkiprah di Bidang Jasa Konstruksi, ASLI IPO di Awal 2024
- Gas Terus, Penerimaan PAD Kota Bekasi Tembus 87 Persen
- Hapimart Buka Cabang Baru di Grand Mal Bekasi
- Lippo Cikarang Cosmopolis Tawarkan Diskon Besar, Rumah Tapak Hanya Rp289 Juta
- Pentingnya Strategi Pelonggaran Ekspor Nikel Mentah Secara Bertahap
- Pentingnya Wujudkan Sistem Pertanian Pangan Berkelanjutan di Indonesia
- Summarecon Expo 2023 Hadirkan Produk Properti Unggulan
- Viola Residence Jadi Senjata Andalan Summarecon Crown Gading
- Launching Crystal Boulevard Signature Commercial Summarecon Bekasi Berjalan Sukses
- Crystal Boulevard Signature Commercial, Kawasan Terdepan di Summarecon Bekasi
- Komitmen Gelar Program SIAP SEHAT, KB Bukopin Bekasi Peduli Kesehatan Nasabah Pensiunan
- Summarecon Mall Bekasi Tahap Kedua Segera Dibangun
- Branch Executive OCBC NISP Karawang Tuparev Krisfian Audhi Hutomo Ajak Masyarakat Melek Investasi
- Berikan Tawaran Paket Istimewa ke Tamu, Rumah Makan Bang Jidor Jalin Kerjasama dengan WO
- Bentuk Komitmen, KB Bukopin Gunung Sahari Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis Untuk Nasabah Pensiunan
0 Comments