Senin, 18/12/2017 09:00 WIB
Haedar: Demo Bela Palestina Wujud Melawan Neokolonialisme
JAKARTA_DAKTACOM: Pada Ahad (17/12) Kemarin, massa Aksi bela Palestina sudah mulai memenuhi Monas, Dari Gedung PP Muhammadiyah Menteng Raya warga Persyarikatan dari berbagai daerah bergerak menuju Monas disaksikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Ketua Umum PP 'Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini.
Haedar mengatakan aksi tersebut memiliki spirit yang sama dalam membela Palestina, dan juga menentang keputusan sewenang-wenang Donald Trump menjadikan Jerussalem sebagai Ibukota Israel, dan rencana memindahkan Kedubes Amerika Serikat ke kota tersebut.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah di dalam salah satu poin pernyataannya selain menentang keputusan Amerika Serikat yang gegabah itu juga mengajak semua pemeluk Islam, Kristen, dan agama lain untuk bergerak bersama melawan tindakan politik sepihak yang berakibat tertutupnya jalan damai dan terbukanya bara konflik di Timur Tengah itu.
"Aksi Bela Palestina di Jakarta hari ini yang melibatkan seluruh elemen umat Islam dan warga bangsa maupun aksi-aksi serupa di seluruh tanah air dan mancanegara merupakan pesan kuat kepada dunia bahwa tidak boleh ada tindakan politik sewenang-wenang dari negara mana pun yang menduduki atau menetapkan satu kawasan sebagi wilayahnya seperti dilakukan Israel didukung AS, karena hal itu merupakan sikap politik ala kolonialisme," kata Haedar pada Ahad (17/12).
Di era dunia modern yang menjunjungtinggi demokrasi, kedaulatan negara-bangsa, dan prinsip-prinsip kemeredekaan serta hukum universal masih ada negara yang mau menduduki daerah atau kawasan lain yang bukan miliknya sungguhlah ironi.
"Itu namanya tragedi abad 21. Tidak boleh ada satu negara atau kekuatan mana pun yang sewenang-wenang mencaplok, menginvasi, mengagresi, dan menduduki negara atau wilayah lain," tegas Haedar.
Haedar melanjutkan, tidak boleh pihak mana pun mematikan hak-hak dasar rakyat yang berhak untuk hidup merdeka dan berdaulat seperti halnya bangsa Palestina yang puluhan tahun sejak 1948 dirampas kedaulatannya oleh rezim Zionis Israel yang mendirikan negara secara tidak sah dan mengusir bangsa setempat dengan dukungan negara-negara adidaya.
"Jika itu terus dilakukan maka dunia berarti membiarkan Neokolonialisme dan Neoimperialisme hadir di abad dunia modern. Semua harus bersatu melawannya," pungkas Haedar.
Editor | : | |
Sumber | : | muhammadiyah.or.id |
- RESMI DILANTIK, DEWAN PENGAWAS DAN PENGURUS AKSI RELAWAN MANDIRI HIMPUNAN ALUMNI IPB MASA BAKTI 2024-2029
- BAZNAS Berikan Rekomendasi Izin Pembentukan Bagi LAZ Al-Kahfi Peduli
- Jangan Sampai Dideportasi, Ini Cara Bikin Visa Wisata ke Luar Negeri
- Obsatar Sinaga Pimpin ICMI Jabar Seusai Terpilih Dalam Muswil
- Peresmian Kampung Zakat Desa Bersinar Uwemalingku (beriman, bersinergi, dan berkarya)
- Anter Bantuan Hewan Ternak Pakai Perahu Eretan, Bukti Dukungan Pemberdayaan Ekonomi Pesantren
- Program Tebar Sarung dan Mukena: Menjawab Keperluan Jiwa para Korban Semeru
- Dana Muktamar IV Wahdah Islamiyah Sebagian Dialihkan untuk Korban Bencana
- Himpunan Alumni IPB Salurkan Bantuan Kemanusiaan Terdampak Erupsi Semeru
- Bentuk Apresiasi, IFI Gelar Indonesia Fundraising Award 2021
- Meriah, Sahabat Yatim Indonesia Rayakan Milad Laznas Ke-12 Tahun
- REI DPD Jabar dan Komisariat Bekasi Beri Santunan dan Sebar Wakaf 1000 Mushaf Al Quran
- HA-E IPB Serahkan Donasi untuk Masyarakat Terdampak Bencana di NTT dan NTB
- Human Initiative Miliki 4 Program Bukber
- Terima Donasi Kembali, BAZNAS Akan Salurkan Bagi Warga Terdampak Pandemi
0 Comments