Nasional / Sosial /
Follow daktacom Like Like
Senin, 18/12/2017 08:15 WIB

Mahasiswa Penghafal Al-Qur'an Depok Didorong Aktif Menulis

Jamiyyah Qurra wal Huffaz JQH Depok
Jamiyyah Qurra wal Huffaz JQH Depok
DEPOK_DAKTACOM: Jam'iyyah Qurra wal Huffaz (JQH) Depok, Jawa Barat, mendukung gerakan Murajaah Menulis. Gerakan tersebut diluncurkan Sabtu (15/12) dan merupakan gagasan Mahasiswa Penghafal Al-Qur'an Jateng di Jakarta yang tergabung dalam organisasi JHQ.
 
Imam Nafi' Junaidi, Ketua JQH Depok berharap agar para penghafal Al-Qur'an, khususnya warga NU wajib memberikan karya tulis yang layak dibaca dunia.
 
"Ini terobosan yang sangat cerdas," ungkapnya.
 
Kegiatan Murajah Menulis memiliki peran penting mengingat dunia saat ini sudah semakin terbuka dengan adanya informasi yang berkaitan dengan baca tulis.
 
"Santri hafal Al-Qur'an juga harus tanggap terhadap literasi," tambah Nafi'.
 
Sebagaimana tugas para penghafal Al-Qur'an, aktivitas murajaah atau mengulang hafalan dilakukan setiap embusan napas. Untuk itu, dengan diadakannya peluncuran gerakan Murajaah Menulis ini diharapkan para mahasiswa penghafal Al-Qur'an bisa memiliki peran ganda, yaitu selain lanyah (lancar) hafalan Al-Qur'an-nya juga lanyah menulis.
 
Di samping itu, sebenarnya masih banyak dorongan lain yang menjadi faktor pendukung untuk saatnya cerdas di bidang jurnalistik, sebab mengingat dunia media yang sudang sangat terbuka menyebabkan informasi yang sangat beragam datang dengan mudah.
 
"Dan jika tidak (dihadapi dengan) bijak, akan menjadi sasaran media yang menyebar hoaks," tandasnya.
 
Khoirul Anwar Afa, inisiator sekaligus narasumber pada acara tersebut menegaskan, eksistensi para penghafal Al-Qur'an sudah saatnya memberikan kontribusi kepada masyarakat di bidang literasi. Gerakan tersebut memiiki tujuan utama agar para peserta terbuka terhadap peran literasi. Hingga saat ini, andil para penghafal Al-Qur'an masih minim dalam peran tersebut.
 
"Khususnya Mahasiswa PTIQ dan IIQ Jakarta yang latar belakangnya sebagai mahasiswa penghafal Al-Qur'an harus memberikan banyak warna di bidang keilmuan. Maka tidak hanya dalam bidang sebagai qari' yang handal, akan tetapi perlu juga menjadi penulis yang produktif," papar dia.
 
Dengan program tersebut, jika satu hari para peserta bisa mengulang hafalan hingga 20 halaman, minimal dalam menulis pun bisa 2 halaman. Meskipun terlihat sedikit, tetapi jika sudah istiqamah dan dilakukan setiap hari, akan terbiasa dan mendapatkan hasil yang baik. 
 
"Saya optimis jika murajaah menulis dan jurnalistik disamakan dengan murajaah Al-Qur'an, besar kemungkinan akan lahir para penghafal Al-Qur'an yang kaya karya. Bukan mandul karena dibebani dengan aktivitas menghafal Al-Qur'an," tegas Anwar.
 
Sementara itu, Ketua Devisioner Jurnalistik Anas Munaji bersedia untuk menjadi promotor para peserta dalam menjaga konsisten murajaah ini. Langkah selanjutnya, menurut Anas perlu diadakan pendampingan kepada para peserta agar tidak mengalami kejenuhan yang mengakibatkan mandek berkarya. Begitu juga solusi yang ia tawarkan, nantinya kepada para peserta yang sudah memiliki karya yang layak diusahakan menjadi buku cetak.
 
"Program pembinaan murajaah tidak hanya untuk satu kali ini saja, akan tetapi untuk langkah ke depannya tetap kita adakan lagi setiap akhir bulan," kata Anas.
 
Pihaknya meminta para peserta menyiapkan diri menjaga konsistensi murajaah menulis dan tidak meninggalkan murajaah hafalan Al-Qur'an-nya, sebab hal itu tetap menjadi kebutuhan primer. 
Editor :
Sumber : nu.or.id
- Dilihat 1215 Kali
Berita Terkait

0 Comments