Sabtu, 09/12/2017 11:46 WIB
Solusi UI Kecam Klaim Yerusalem Sebagai Ibukota Israel
JAKARTA_DAKTACOM: Himpunan profesional muslim lulusan Universitas Indonesia yang tergabung dalam SOLUSI UI (Solidaritas Muslim Alumni Universitas Indonesia) mengecam keras pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui secara sepihak Yerusalem sebagai ibu Kota Israel.
SOLUSI UI menuntut pemerintah Amerika Serikat mencabut pernyataan yang konyol dan gegabah serta tak berdasar tersebut. Upaya pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem telah memicu kemarahaan umat Islam se dunia serta dapat menghancurkan upaya perdamaian yang tengah dilakukan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
“Pengakuan sepihak Donald Trump adalah pernyataan orang yang tidak mengetahui sejarah. Pernyataan tersebut melukai hati rakyat Palestina dan hati umat Islam sedunia sekaligus memancing amarah dan ketidaksetabilan kawasan. Karena itu, untuk terciptanya keamanan dan perdamaian dunia yang abadi, kami umat Islam alumni Universitas Indonesia yang tergabung dalam SOLUSI UI, menuntut Donald Trump mencabut pengakuan sepihak yang tidak memiliki dasar ilmiah dan historis tersebut,” tegas Ketua Umum SOLUSI UI Sabrun Jamil kepada pers, Jum’at (8/12) usai mengadakan diskusi masalah ekonomi sosial politik dengan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon di gedung Nusantara III, DPR RI.
Pada kesempatan tersebut Sabrun Jamil didampingi Sekretaris Jenderal SOLUSI UI Eman Sulaeman Nasim dan perwakilan tokoh-tokoh muslim alumni UI antara lain Ahmad Ghufron, Ahmad Fitrianto, Andy Kosala, Iskandar Sulaeman dan Eka Shinta.
Lebih lanjut Sabrun Jamil menjelaskan, saat Zionist internasional mengirimkan orang-orang Yahudi Eropa ke Palestina pada 1900-an, orang-oarang Yahudi di dalam Yerusalem atau Al Quds jumlahnya sangat sedikit. Kurang dari 10 persen dari umat Islam yang tinggal di Yerusalem.
Yerusalem adalah tanah bangsa dan negara Palestina. Karena itu, apa yang dilakukan Donald Trump terhadap Yerusalem merupakan suatu bentuk dukungan terhadap penjajahan Israel atas Palestina. Sekaligus tidak mengakui Palestina sebagai sebuah negara.
“Padahal PBB bersama negara-negara Islam tengah mengupayakan perdamaian yang abadi dari konflik Israel dengan bangsa dan negara Palestina. Yakni Solusi perdamaian dengan dua negara. Solusi yang tepat dari penyelesaian Palestina dan Israel adalah Solusi dua negara. Dimana Negara dan Rakyat Palestina hidup berdampingan dengan bangsa Israel. Dengan tindakan ngawur Donal Trump ini, akan merusak proses perdamaian sekaligus juga mengancam kestabilan dan keamanan dunia,“ papar Sabrun Jamil.
Ditambahkan Sabrun Jamil, tindakan yang dilakukan Donald Trump terhadap Yerusalem merupakan bentuk pengalihan permasalahan dirinnya di Amerika Serikat. Sejak masa kampanye Donald Trump memiliki banyak masalah, dan masalaah itu perlahan-lahan mulai terbukti dan terkuak ke publik sehingga popularitas nya di mata Rakyat Amerika Serikat turun. Hal ini secara otomatis mengurangi dukungan rakyat dan Parlemen Amerika serikat.
Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal (Sekjen) SOLUSI UI Eman Sulaeman Nasim meminta Bangsa dan Pemerintah Republik Indonesia dibawah pimpinan Presiden Joko Widodo tetap memegang teguh komitmen negara sesuai dengan amanat pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945, yakni menghapuskan segala bentuk penjajahan di muka bumi serta ikut serta dalam menciptakan perdamaian dunia yang adil dan beradab.
Untuk itu Bangsa dan Rakyat Indonesia harus selalu mendukung penuh perjuangan Rakyat dan Negara Palestina sampai Israel dan pelindung utamanya, Amerika Serikat, bersama PBB dapat benar-benar mewujudkan perdamaian melalui Solusi dua negara. Negara Palestina yang hidup sejahtera berdampingan dengan Israel.
Baik Sabrun Jamil maupun Eman Sulaeman Nasim mendukung sekaligus mengharapkan, kehadiran Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di pertemuan tingkat tinggi negara-negara konferensi Islam (OKI) yang diinisiasi Presiden Turki Erdogan dapat menyampaikan suara umat Islam di Indonesia dan dunia. Menolak pengakuan sepihak Donald Trump. Sekaligus menuntut agar Presiden Amerika Serikat ini mencabut pengakuan tersebut sehingga Ibu Kota Israel tetap di Tel Aviv.
Editor | : | |
Sumber | : | Rilis Solusi UI |
- RESMI DILANTIK, DEWAN PENGAWAS DAN PENGURUS AKSI RELAWAN MANDIRI HIMPUNAN ALUMNI IPB MASA BAKTI 2024-2029
- BAZNAS Berikan Rekomendasi Izin Pembentukan Bagi LAZ Al-Kahfi Peduli
- Jangan Sampai Dideportasi, Ini Cara Bikin Visa Wisata ke Luar Negeri
- Obsatar Sinaga Pimpin ICMI Jabar Seusai Terpilih Dalam Muswil
- Peresmian Kampung Zakat Desa Bersinar Uwemalingku (beriman, bersinergi, dan berkarya)
- Anter Bantuan Hewan Ternak Pakai Perahu Eretan, Bukti Dukungan Pemberdayaan Ekonomi Pesantren
- Program Tebar Sarung dan Mukena: Menjawab Keperluan Jiwa para Korban Semeru
- Dana Muktamar IV Wahdah Islamiyah Sebagian Dialihkan untuk Korban Bencana
- Himpunan Alumni IPB Salurkan Bantuan Kemanusiaan Terdampak Erupsi Semeru
- Bentuk Apresiasi, IFI Gelar Indonesia Fundraising Award 2021
- Meriah, Sahabat Yatim Indonesia Rayakan Milad Laznas Ke-12 Tahun
- REI DPD Jabar dan Komisariat Bekasi Beri Santunan dan Sebar Wakaf 1000 Mushaf Al Quran
- HA-E IPB Serahkan Donasi untuk Masyarakat Terdampak Bencana di NTT dan NTB
- Human Initiative Miliki 4 Program Bukber
- Terima Donasi Kembali, BAZNAS Akan Salurkan Bagi Warga Terdampak Pandemi
0 Comments