Rabu, 06/12/2017 08:30 WIB
Menteri PPPA Ajak Aisyiyah Melawan Kekerasan Perempuan
JAKARTA_DAKTACOM: Pimpinan Pusat 'Aisyiyah (PPA) turut berpartisipasi dalam Simposium Nasional dengan tema "Peran Ibu dan Ulama Perempuan sebagai Pencipta dan Penggerak Perdamaian dalam Keluarga dan Masyarakat" yang diadakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Senin (4/12) di Hotel Sangrila, Jakarta.
Acara yang digelar dalam rangka merayakan Peringatan Hari Ibu (PHI) yang ke 89 tahun 2017 ini turut dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise, Menteri Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin dan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi serta turut mengundang Ibu Negara Republik Islam Afganistan, Y. M. Rula Ghani.
Dalam simposium tersebut, Menteri PPPA, Yohana Yembise dan Ibu Negara Republik Islam Afganistan, Y. M. Rula Ghani mengajak agar kaum perempuan dapat berperan dalam pembentukan karakter dan menumbuhkan rasa cinta perdamaian di keluarga dan masyarakat. Menteri Yohana juga menyinggung peran ulama perempuan dalam mendorong proses perdamaian dalam penyelesaian konflik, terutama untuk mengatasi perbedaan dan memperkuat persatuan. Menurut Yohana, ulama memiliki peranan yang penting dalam mengajarkan kerukunan antarumat beragama dan menciptakan deradikalisasi untuk mencegah aksi terorisme.
Dalam symposium tersebut, Ketua Umum Pimpinan Pusat 'Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini diundang untuk menjadi narasumber dan menyampaikan materi tentang Peran Ormas Keagamaan dalam Melawan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak dari Perspektif dan Pengalaman 'Aisyiyah.
‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Islam memiliki perspektif keagamaan berupa pandangan Islam tentang kemuliaan hidup umat manusia, termasuk perempuan dan anak, yang harus dilindungi sebagaimana Allah SWT memberikan perlindungan, seraya menolak segala bentuk kekerasan terhadap makhluk Tuhan yang dijujunjung tinggi martabatnya itu.
“’Aisyiyah secara nyata bekerja untuk melawan kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan membuat berbagai panduan perlindungan perempuan dan anak serta mengembangkan model praksis perlindungan terhadap perempuan dan anak,” ujar Noor.
Pada symposium ini turut diundang pula beberapa narasumber seperti Yenny Wahid, GKR Hemas dan tokoh perempuan Indonesia lainnya.
Editor | : | |
Sumber | : | muhammadiyah.or.id |
- RESMI DILANTIK, DEWAN PENGAWAS DAN PENGURUS AKSI RELAWAN MANDIRI HIMPUNAN ALUMNI IPB MASA BAKTI 2024-2029
- BAZNAS Berikan Rekomendasi Izin Pembentukan Bagi LAZ Al-Kahfi Peduli
- Jangan Sampai Dideportasi, Ini Cara Bikin Visa Wisata ke Luar Negeri
- Obsatar Sinaga Pimpin ICMI Jabar Seusai Terpilih Dalam Muswil
- Peresmian Kampung Zakat Desa Bersinar Uwemalingku (beriman, bersinergi, dan berkarya)
- Anter Bantuan Hewan Ternak Pakai Perahu Eretan, Bukti Dukungan Pemberdayaan Ekonomi Pesantren
- Program Tebar Sarung dan Mukena: Menjawab Keperluan Jiwa para Korban Semeru
- Dana Muktamar IV Wahdah Islamiyah Sebagian Dialihkan untuk Korban Bencana
- Himpunan Alumni IPB Salurkan Bantuan Kemanusiaan Terdampak Erupsi Semeru
- Bentuk Apresiasi, IFI Gelar Indonesia Fundraising Award 2021
- Meriah, Sahabat Yatim Indonesia Rayakan Milad Laznas Ke-12 Tahun
- REI DPD Jabar dan Komisariat Bekasi Beri Santunan dan Sebar Wakaf 1000 Mushaf Al Quran
- HA-E IPB Serahkan Donasi untuk Masyarakat Terdampak Bencana di NTT dan NTB
- Human Initiative Miliki 4 Program Bukber
- Terima Donasi Kembali, BAZNAS Akan Salurkan Bagi Warga Terdampak Pandemi
0 Comments