Kamis, 30/11/2017 09:21 WIB
Jokowi Setuju Penerimaan Mahasiswa Baru di PTN Dibatasi
JAKARTA_DAKTACOM: Presiden Joko Widodo (Jokowi) setuju jika penerimaan mahasiswa di perguruan-perguruan tinggi negeri dibatasi. Hal ini dimaksudkan agar perguruan tinggi itu lebih fokus, dan tidak semuanya diambil.
“Ada perguruan tinggi negeri yang mahasiswanya lebih dari 30.000, 40.000,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada acara Penutupan Rembuk Nasional Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), di Kemala Ballroom, Universitas Esa Unggul, Jakarta Barat, Rabu (29/11) sore.
Menurut Presiden, dirinya sudah menyampaikan mengenai perlunya pembatasan itu kepada Menristekdikti M. Nasir. “Dan juga sudah dijawab, benar Pak saya laksanakan, kita tunggu saja menteri nanti bergerak kapan,” ujarnya.
30 Tahun Tidak Berubah
Sebelumnya Presiden Jokowi menyoroti lambannya perguruan tinggi di tanah air dalam mengantisipasi perubahan global yang sangat cepat. Sudah lebih 30 tahun, menurut Presiden, jurusan di Fakultas Ekonomi enggak ada yang pernah berani berubah.
“Enggak ada yang berani membuka fakultas digital ekonomi, jurusan toko online jurusan retail manajemen, jurusan logistik manajemen, jurusan meme,” ucap Presiden.
Kepala Negara mengingatkan, bahwa paradigma ke depan harus berubah, kalau tidak ingin kita ditinggal.
Di perguruan tinggi juga, lanjut Kepala Negara, harusnya 50% lebih harusnya belajarnya di luar ruangan, di luar kampus, bisa di lapangan, bisa di perusahaan.
Untuk apa? Kepala Negara mengatakan, untuk mencari pengalaman.
Ia menegaskan, teorinya penting tetapi pengalaman yang lebih penting. Karena itu, Kepala Negara menegaskan pentingnya mengajarkan pengajaran yang berbasis problem, pengajaran yang berbasis tantangan, pengajaran yang berbasis pengalaman, karena dunia berubah cepat sekali.
“Tantangannya selalu berubah-ubah kalau kita selalu belajar hal-hal yang teori, yang teori itu sudah usang, kasihan mahasiswanya, karena perubahannya cepat sekali” ucap Kepala.
Artinya, menurut Presiden Jokowi, pengajaran yang berbasis tantangan, pengajaran yang berbasis problem, pengajaran yang berbasis lapangan, jauh lebih penting karena perubahan juga harus kita lihat di lapangan.
“Artinya, pimpinan perguruan tinggi wajib memberikan fasilitas, memfasilitasi dan mendukung pengembangan inovasi inovasi di perguruan tinggi,” kata Presiden menekankan.
Soal pembiayaannya agar inovasi bisa berkembang ke dunia industri, menurut Presiden, tidak berarti harus semuanya dibiayai oleh perguruan tinggi. Tetapi bisa dibiayai oleh bersama dengan pihak swasta, pihak perbankan perusahaan packaging, perusahaan marketing, perusahaan logistik dan yang lain-lainnya.
Mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan itu Menristekdikti M. Nasir, dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.
Editor | : | |
Sumber | : | setkab.go.id |
- Ubhara Jaya Jadi Tuan Rumah Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi (PPKPT)
- Ubhara Jaya Gelar PKKMB Diikuti 2000 Mahasiswa Baru
- Seminar Nasional Fakultas Hukum Ubhara Jaya: Menakar Masa Depan Penegak Hukum Di Indonesia
- Angkatan Pertama, Universitas Bani Saleh Gelar Wisuda 461 Sarjana
- Ubhara Jaya Helat Seminar Internasional Bersama BNPT
- Catatkan 2 Rekor Baru MURI, Ubhara Jaya Resmikan Pendirian Pusat Kajian Ilmu Bela Negara
- Sebanyak 1.299 Mahasiswa Diwisuda, Ubhara Jaya Siap Cetak Lulusan Berintegritas
- Mudah dan Cepat, Berikut Cara Mengecek NPSN Sekolah
- Belajar Online melalui Terjemahan Aksara Sunda ke Teks Latin
- Makna Mendalam dalam Puisi Bali Anyar, Eksplorasi Kehidupan dan Spiritualitas
- Ubhara Jaya Jadi Tuan Rumah Seminar dan Silaturahmi Nasional Pergubi
- Ubhara Miliki Profesor Bidang Ilmu Akuntansi Keuangan Kontemporer
- P2G DESAK KEMDIKBUDRISTEK MENINJAU ULANG SISTEM PPDB
- Hadirkan BNN dan Granat, Ubhara Jaya Gelar Kuliah Umum Memperingati HANI 2023
- Ubhara Jaya Adakan Pelatihan Digital Branding Produk Olahan Limbah Minyak Jelantah
0 Comments