Jum'at, 17/11/2017 12:00 WIB
Perempuan Muda Harus Turut Andil Berantas Hoax
JAKARTA_DAKTACOM: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menyelenggarakan kegiatan workshop "Say No to Hoax: Gerakan Perempuan Muda Anti-Hoax" pada Kamis (16/11).
Rosi Siti Rahmawatisalah satu pemateri menyampaikan bahwa di dalam Al-Quran telah dijelaskan bahwa kita sebagai ummat islam wajib bersikap tabayyun, dan menimbang setiap informasi dan peristiwa jika menerima berita yang belum jelas dan cenderung menyesatkan.
“Terlebih jika berita tersebut datang dari orang-otang fasiq dan munafik, sebagaimana telah Allah SWT tegaskan dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 6,” jelas Rosi.
Kembali dipaparkan Rosi, ketika menerima sebuah berita yang instant, secara psikologis seseorang akan dengan mudah percaya dan cenderung mengiyakan.
“Pesan hoax seringkali tidak memiliki penulis yang jelas, anonimus. Sehingga orang yang akan menshare kembali tidak akan merasa bersalah dan tidak mesti bertanggung jawab karena berita itu juga di share dari tetangga/grup sebelah,” ungkap Rosi.
Selain itu, analisis kerja otak yang pada prinsip nya lebih mudah mencerna berita dan informasi yang tidak terlalu rumit dan instant. Sehingga upaya mencari pembenaran pun menurunkan tingkat dopamin dan kesenangan.
Sementara Detti Febrina menjelaskan bahwa capaian sempurna menuju literasi digital seperti hamparan jalan nan berliku.
“Sikap kita setiap kali menerima berita haruslah mempertanyakan dan mencari tahu seberapa reliable berita tersebut, tidak malas melakukan check and re-check, meng amunisi diri dengan berbagai pengetahun dan informasi, menggali dan mengeksplorasi pengetahuan tersebut dengan upaya read laterally dan tidak sebatas literasi media biasa,” ujar Detti.
Debby Affianty Lubis menekankan kembali bahwasanya hoax merupakan fenomena global, memiliki muatan miss leading information dan mengandung unsur kesengajaan purposefully, dan presented untruth as the ultimate truth.
Debby merefleksikan kembali sebuah keyakinan tentang betapa pentingnya perempuan menjadi agen perubahan, karena Nabi Muhammad SAW, pernah bersabda bahwa dengan mendidik satu perempuan sama halnya dengan mendidik suatu bangsa.
Debby juga meyakinkan bahwa girls and young women mampu menjadi agent of change yang sangat signifikan dan juga mampu melakukan perubahan dan mengawal peradaban suatu bangsa.
Editor | : | |
Sumber | : | muhammadiyah.or.id |
- RESMI DILANTIK, DEWAN PENGAWAS DAN PENGURUS AKSI RELAWAN MANDIRI HIMPUNAN ALUMNI IPB MASA BAKTI 2024-2029
- BAZNAS Berikan Rekomendasi Izin Pembentukan Bagi LAZ Al-Kahfi Peduli
- Jangan Sampai Dideportasi, Ini Cara Bikin Visa Wisata ke Luar Negeri
- Obsatar Sinaga Pimpin ICMI Jabar Seusai Terpilih Dalam Muswil
- Peresmian Kampung Zakat Desa Bersinar Uwemalingku (beriman, bersinergi, dan berkarya)
- Anter Bantuan Hewan Ternak Pakai Perahu Eretan, Bukti Dukungan Pemberdayaan Ekonomi Pesantren
- Program Tebar Sarung dan Mukena: Menjawab Keperluan Jiwa para Korban Semeru
- Dana Muktamar IV Wahdah Islamiyah Sebagian Dialihkan untuk Korban Bencana
- Himpunan Alumni IPB Salurkan Bantuan Kemanusiaan Terdampak Erupsi Semeru
- Bentuk Apresiasi, IFI Gelar Indonesia Fundraising Award 2021
- Meriah, Sahabat Yatim Indonesia Rayakan Milad Laznas Ke-12 Tahun
- REI DPD Jabar dan Komisariat Bekasi Beri Santunan dan Sebar Wakaf 1000 Mushaf Al Quran
- HA-E IPB Serahkan Donasi untuk Masyarakat Terdampak Bencana di NTT dan NTB
- Human Initiative Miliki 4 Program Bukber
- Terima Donasi Kembali, BAZNAS Akan Salurkan Bagi Warga Terdampak Pandemi
0 Comments