Jum'at, 10/11/2017 10:30 WIB
Mahasiswa ITB Buat Inkubator Jinjing untuk Bayi di Lokasi Bencana
BANDUNG_DAKTACOM: Lazimnya sebuah inkubator digunakan rumah sakit, klinik atau fasilitas kesehatan lain untuk menangani bayi prematur. Namun inkubator yang satu ini lain daripada yang lain.
Inkubator jinjing, begitulah alat tersebut dinamakan. Produk kesehatan itu diciptakan melalui tangan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB).
Lima orang mahasiswa yaitu Amanda Putri, Ismail, Aming Yahya dari Teknik Fisika, Isra Ramadani dari teknik kimia dan Dzatia Muti dari Teknik Produk terlibat dalam pembuatan alat itu.
"Sederhananya alat ini dibuat untuk membantu evakuasi bayi di lokasi bencana alam," ucap Amanda Putri (19) di kampus ITB, Jalan Ganesa, Bandung, Jum'at (10/11).
Inkubator jinjing tak ubahnya seperti ransel gendong yang kerap digunakan oleh para pecinta alam. Tapi di dalamnya terdapat ruang kosong yang dapat digunakan oleh bayi.
"Inkubator ini hanya bisa digunakan oleh bayi usia nol tahun sampai maksimal satu tahun," kata Amanda.
Alat tersebut ditempeli aneka teknologi. Meski bukan teknologi mewah, namun alat tersebut dianggap mampu membantu evakuasi bayi di lokasi bencana alam.
Di dalam inkubator jinjing berwarna oranye itu, mahasiswa menempelkan kain berbahan selimut. Ditambah material parafin, membuat sang bayi yang ada di dalam dapat merasa hangat.
Di setiap sisinya juga ditempeli beberapa alat bantu. Ada tiga buah pompa dengan dua selang yang tersambung ke tabung membran yang berada di sisi lainnya. Alat bantu yang dipergunakan, bukan alat bantu mewah.
"Pompa ini kita menggunakan pompa akuarium. Kegunaannya dia bisa mengambil udara sekitar lalu masuk ke membran penyaring. Karena ini untuk membantu evakuasi di lokasi bencana, kita kan enggak tahu udaranya bagus atau enggak. Jadi sebelum masuk ke dalam, disaring dulu supaya bisa mengeleminasi bakteri atau virus," tuturnya.
Alat tersebut memang memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan inkubator yang biasa dijumpai di rumah sakit. Inkubator jinjing tak perlu menggunakan listrik dan tidak hanya digunakan untuk bayi prematur. Alat tersebut mulai dirancang sejak tahun lalu hingga selesai beberapa bulan yang lalu.
"Alasannya kita ciptakan ini karena kita melihat selama ini belum ada sistem pengaman terhadap bayi di daerah bencana. Kita memang ingin menekan potensi kematian bayi di lokasi bencana," tandasnya.
Editor | : | |
Sumber | : | Detik.com |
- Lippo Cikarang dan Universitas Paramadina Sinergikan Pendidikan dan Industri lewat Goes to Campus
- Sistem Pembelajaran Multi-Kurikulum di JISc, Tidak Menghalangi Siswa Menembus Persaingan Masuk Perguruan Tinggi Negeri
- UBJ Terima Rekor Muri Sebagai PT Pertama sebagai Fasilitator Konsolidasi Institusi Bidang Keamanan dan Akademisi dalam Peningkatan Peran Polri Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045
- Anggota DPRD Komisi 4 Ahmadi Harap SMPB 2025 di Kota Bekasi Dilaksanakan Secara Transparan
- Pemkab Bogor Apresiasi Lomba Marching Band TK dan SD di Water Kingdom
- Nassa School Gelar PYP Exhibition 2025: Ajang Menggali Potensi Siswa, Memahami Perubahan Iklim
- Ubhara Jaya dan Dankook University Jalin Kolaborasi Akademik Menghadapi Masa Depan Global yang Kompetitif
- Ubhara Jaya Jadi Tuan Rumah Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi (PPKPT)
- Ubhara Jaya Gelar PKKMB Diikuti 2000 Mahasiswa Baru
- Seminar Nasional Fakultas Hukum Ubhara Jaya: Menakar Masa Depan Penegak Hukum Di Indonesia
- Angkatan Pertama, Universitas Bani Saleh Gelar Wisuda 461 Sarjana
- Ubhara Jaya Helat Seminar Internasional Bersama BNPT
- Catatkan 2 Rekor Baru MURI, Ubhara Jaya Resmikan Pendirian Pusat Kajian Ilmu Bela Negara
- Sebanyak 1.299 Mahasiswa Diwisuda, Ubhara Jaya Siap Cetak Lulusan Berintegritas
- Mudah dan Cepat, Berikut Cara Mengecek NPSN Sekolah
0 Comments