Nasional / Politik dan Pemerintahan /
Follow daktacom Like Like
Kamis, 09/11/2017 12:00 WIB

Kisah Dirjen Dukcapil Saat Menyamar Ketika Sidak

Zudan Arif Fakhrulloh
Zudan Arif Fakhrulloh
JAKARTA_DAKTACOM: Untuk memastikan pelayanan dokumen kependudukan dilakukan dengan baik, Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Zudan Arif Fakrulloh, rajin turun ke lapangan. Berbagai daerah, ia datangi. 
 
Zudan ingin tahu dan melihat dengan kepala sendiri, bagaimana layanan para petugas kependudukan terhadap warga.  Ia tak mau hanya sekedar mendapat laporan dari anak buah.
 
Maka, insepksi mendadak atau sidak pun, ia lakukan. Entah, sudah berapa  kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di berbagai daerah yang ia inspeksi. Tentu, namanya sidak, kunjungannya pun mendadak.  Bahkan, ada sebuah kisah menarik, Zudan sampai harus menyamar sebagai warga yang hendak mengurus KTP ke kantor dinas kependudukan. 
Bahkan menurut Zudan, dengan cara menyamar, ia lebih tahu secara detil kualitas pelayanan yang diberikan di bawah. Seperti yang dilakukannya saat sidak ke kantor dinas kependudukan di kota Kupang, NTT.
 
"Ini catatan sebagai evaluasi penyempurnaan layanan adminduk hasil sidak di kota Kupang, 24 Oktober 2017, Saya menyamar mengurus KTP elektronik dan meminta informasi ternyata tidak bisa memberi jawaban yang tepat," kata Zudan, menuturkan kembali kisahnya pada Rabu (8/11).
 
Ternyata kata Zudan, yang ditugaskan sebagai petugas front office adalah anak sekolah yang sedang melakukan PKL. Ia menyayangkan, kenapa anak sekolah yang pasti, belum paham akan seluk beluk pengurusan dokumen kependudukan yang ditempatkan di garis depan. Padahal, petugas front office adalah pegawai yang pertama memberi informasi pada warga.
 
"Tidak boleh lagi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil  menugaskan pegawai dan atau anak PKL di front office," kata Zudan.
 
Zudan pun menegaskan dinas kependudukan  harus melaksanakan perekaman dengan baik. Bahkan harus dibuat loket resmi untuk perekaman. Di dinas kependudukan Kota Kupang yang ia sidak,  tidak secara terbuka membuka loket layanan perekaman.
 
"Saya ditolak waktu menyamar mau merekam dan diarahkan ke kecamatan," ujarnya.
 
Zudan menambahkan KTP el yang sudah tetcetak mesti segera di bagi. Di Kota Kupang sesuai informasi dari  Kepala Bidang Pendaftaran Kependudukan ada sekitar 2 ribu keping KTP el yang sudah dicetak, menunggu di ambil. Yang ia sayangkan,  penduduknya belum diberitahu bila KTP el-nya sudah jadi. 
 
Artinya ada komunikasi yang terputus. Ini yang  membuat masyarakat menunggu. Dan parahnya, dinas kependudukan juga menunggu masyarakat datang.
 
"Harus dibangun komunikasi. Tolong diumumkan di koran, website atau medsos KTP el yang sudah tercetak. Atau antarkan ke lurah masing-masing Prinsipnya KTP el harus segera sampai. Kantor yang sudah bagus juga jangan ditempeli kertas-kertas pengumuman di tembok-temboknya. Harusnya dibuat papan pengumuman yang rapi dan bagus," tutur Zudan.
Editor :
Sumber : kemendagri.go.id
- Dilihat 1114 Kali
Berita Terkait

0 Comments