Daktatorial /
Follow daktacom Like Like
Rabu, 20/05/2015 07:30 WIB

Tilawah Langgam Jawa Menuai Kontroversi

Muhammad Yaser Arafat qari langgan jawa
Muhammad Yaser Arafat qari langgan jawa

JAKARTA_DAKTACOM: Tilawah Qur’an menggunakan langgam bahasa Jawa telah menuai kontroversi.  Adian Husaini menilai tilawah Qur’an langgan jawa tak dilarang tapi tak etis. Berbeda dengan dengan Hartono Ahmad Jaiz yang menilai, tilawah Qur’an langgam Jawa menyimpang dari kaidah bacaan Al-Qur’an.

Menurut Hartono  Ahmad Jaiz,  jika jenis lagu Dandanggulo itu dari segi makna kurang lebih adalah angan-angan manis. Lagu dalam langgam Jawa itu punya cengkok naik turunnnya nada dan panjang pendeknya, jumlah bait syairnya serta jumlah suku kata dan qafiyahnya, bunyi-bunyi di akhir bait. Bahkan sekaligus mengandung pula misi dalam isi jenis langgam itu.

Ketika jenis lagunya Dandanggulo maka ya hanya angan-angan manis. Lantas, ketika ternyata untuk melagukan Ayat-ayat Al-Qur’an, berarti sama dengan “memerkosa” ayat Allah untuk diresapi sebagai angan-angan manis belaka. Betapa celakanya!

Lantas nanti ketika membaca al-Qur’an dengan langgam jenis lainnya, misalnya Durmo (sindiran untuk orang songong, tak peduli totokromo/ tatakrama), bagaimana kalau itu untuk membaca ayat-ayat tentang Keagungan Allah Ta’ala?

Perlu diketahui, tatacara melagukan dan menyusun bait-bait syair lagu langgam Jawa itu mirip dengan ilmu ‘Arudh wal qawafi dalam Sastra Arab. Kalau dalam Langgam Jawa ada Dandanggulo (yang ketika disebut jenis itu) maka mencakup isinya bermakna  sekitar angan-angan manis. Irama lagu nyanyiannya sudah tertentu, termasuk panjang pendeknya, jumlah bait syairnya, huruf-huruf akhir baitnya dan sebagainya, papar Hartono.

Yang pasti  Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, tak lantas mengalah dengan tekanan yang disampaikan sejumlah kalangan yang melantunkan Al Qur’an dengan langgam Jawa.

Menteri Agama  mengatakan tujuan kementerian agama memperkenalkan tilawah Quran menggunakan langgam jawa untuk menjaga dan memelihara tradisi Islam Nusantara.

"Ini sekaligus dalam rangka memperkaya kita semua bahwa betapa sejak ratusan tahun dulu para pendahulu kita memadukan nilai agama dalam tradisi yang berkembang di masyarakat kita yang beragam," ujar Lukman saat ditemui usai membuka rakernas di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Selasa malam (19/5).

Ia menjelaskan, dengan adanya tilawah menggunakan langgam Jawa maka menunjukan Islam di Indonesia disebarluaskan melalui bacaan Quran yang tetap mengguanakan tradisi budaya yang berkembang di masing-masing wilayah nusantara yang sangat beragam.

Sebelumnya diberitakan, pembacaan ayat-ayat suci Alquran pada Peringatan Isra’ Mi’raj di Istana Negara beberapa waktu lalu dilakukan dengan langgam Jawa.

Dalam tayangan yang disiarkan langsung oleh sebuah stasiun televisi negara itu, tampak Presiden Jokowi dan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin khusyuk mendengarkan qari membaca surah An-Najm ayat 1-5 dengan langgam Jawa. 

Jangan sampai terjadi maksudnya untuk menyiarkan Islam malah jadinya memperolok-olok ayat Al-Qur’an. Hanya orang-orang kafir yang memperolok-olok Al-Qur’an untuk mengacaukan. Allah berfirman:  “ Orang-orang kafir berkata jangan kamu dengar Al-Qur’an, kacaukan, agar kamu dapat mengalahkan mereka. (Fushilat ayat 26).

Editor :
Sumber : Ulil Albab
- Dilihat 3465 Kali
Berita Terkait

0 Comments