Kamis, 02/11/2017 11:30 WIB
Kemdikbud Jaring Aspirasi Masyarakat untuk Pemutakhiran KBBI
JAKARTA_DAKTACOM: Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan produk bahasa yang ditujukan untuk dimanfaatkan oleh masyarakat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai pihak penyusun KBBI menyadari perlunya masukan, baik berupa tanggapan, kritik, maupun saran dari masyarakat untuk kesempurnaan KBBI.
Melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kemendikbud mengadakan kegiatan Lokakarya Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima di Aula Gedung Samudra, Kantor Badan Bahasa, Jakarta, Selasa (31/10).
Lokakarya Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima diikuti sekitar 40 orang yang berasal dari beragam kalangan, yakni jurnalis, penulis, penyuluh bahasa, peneliti Badan Bahasa, guru, dosen, editor bahasa, dan mahasiswa. Lokakarya ini bertujuan mengajak anggota masyarakat untuk menelaah konten atau bahan Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima yang telah disusun oleh tim penyusun KBBI V.
Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Hurip Danu Ismadi mengatakan, KBBI menjadi acuan penting dalam penggunaan bahasa. Setiap bulannya, pengguna KBBI selalu bertambah. Hingga saat ini, sudah lebih dari lima juta orang yang mengakses KBBI secara daring.
“Pemutakhiran KBBI didasarkan pada komitmen kita untuk terus memperbaiki KBBI. Kami membutuhkan masukan, ide baru, dan kata baru, serta KBBI harus dimutakhirkan, mengingat bermunculannya kata-kata baru di sekitar kita,” ujarnya saat membuka Lokakarya Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima di Aula Gedung Samudra, Kantor Badan Bahasa, Jakarta, Selasa (31/10).
Lebih lanjut Hurip menuturkan, terdapat tiga strategi dalam memutakhirkan KBBI, yakni terkait dengan isi KBBI, cara kerja editor, dan cara penyajian KBBI. Berdasarkan data statistik yang diperoleh tim KBBI V, sampai saat ini ada sekitar 4.814 konstribusi bahasa daerah dalam KBBI V.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pengembangan di Pusat Pengembangan dan Pelindungan Badan Bahasa, Dora Amalia mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari lokakarya sebelumnya, untuk meminta saran dan kritik dari para pakar, baik dari segi format maupun pengolahan entri, terutama dalam penyeleksian entri dan pendefinisian. “Pemutakhiran KBBI dilakukan selama enam bulan sekali jatuh pada April dan Oktober setiap tahun,” katanya.
Lokakarya Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima terdiri dari dua sesi, menghadirkan enam narasumber, yaitu Apolonius Lase dari Kompas, Fadjriah Nurdiasih dari liputan6.com, Habib Rifai dari Detikcom, Priyantono Oemar dari Republika, UU Suhardi dari Majalah Tempo, dan Wakhid Nur Effendi dari Majalah Tren Kebaya.
Apolonius Lase dari Kompas mengapresiasi Badan Bahasa Kemendikbud yang telah menyelenggarakan lokakarya ini. Ia juga mengapresiasi KBBI yang menurutnya sudah cukup bagus. “Kehadiran KBBI bagi kami sangat penting. Kami di Kompas selalu mengacu kepada KBBI,” katanya.
Editor | : | |
Sumber | : | kemdikbud.go.id |
- Ubhara Jaya Jadi Tuan Rumah Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi (PPKPT)
- Ubhara Jaya Gelar PKKMB Diikuti 2000 Mahasiswa Baru
- Seminar Nasional Fakultas Hukum Ubhara Jaya: Menakar Masa Depan Penegak Hukum Di Indonesia
- Angkatan Pertama, Universitas Bani Saleh Gelar Wisuda 461 Sarjana
- Ubhara Jaya Helat Seminar Internasional Bersama BNPT
- Catatkan 2 Rekor Baru MURI, Ubhara Jaya Resmikan Pendirian Pusat Kajian Ilmu Bela Negara
- Sebanyak 1.299 Mahasiswa Diwisuda, Ubhara Jaya Siap Cetak Lulusan Berintegritas
- Mudah dan Cepat, Berikut Cara Mengecek NPSN Sekolah
- Belajar Online melalui Terjemahan Aksara Sunda ke Teks Latin
- Makna Mendalam dalam Puisi Bali Anyar, Eksplorasi Kehidupan dan Spiritualitas
- Ubhara Jaya Jadi Tuan Rumah Seminar dan Silaturahmi Nasional Pergubi
- Ubhara Miliki Profesor Bidang Ilmu Akuntansi Keuangan Kontemporer
- P2G DESAK KEMDIKBUDRISTEK MENINJAU ULANG SISTEM PPDB
- Hadirkan BNN dan Granat, Ubhara Jaya Gelar Kuliah Umum Memperingati HANI 2023
- Ubhara Jaya Adakan Pelatihan Digital Branding Produk Olahan Limbah Minyak Jelantah
0 Comments