Rabu, 11/10/2017 11:45 WIB
UT Jadi Pilihan TKI Lanjutkan Pendidikan Tinggi
BANTEN_DAKTACOM: Universitas Terbuka menyelenggarakan Wisuda Periode I Tahun Akademik 2017/2018 di Universitas Terbuka Convention Center, Pondok Cabe, Pamulang, Banten, (10/10). Wisuda diikuti lebih dari seribu mahasiswa dari seluruh Indonesia, termasuk dari luar negeri.
Jumlah wisudawan yang diundang sebanyak 2013 orang, terdiri dari Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana. Dari 2013 wisudawan ini, terdapat dua orang wisudawan terbaik. Keduanya yakni, Yoyo Wiramiharja dari Magister Ilmu Kelautan Bidang Minat Manajemen Perikanan Pascasarjana UPBJJ-UT Jambi dan Riyanto dari Ilmu Hukum UPBJJ-UT Jayapura.
Rektor Universitas Terbuka Prof Ojat Darojat menyatakan, total lulusan pada periode I TA 2017/2018 ini keseluruhan mencapai 30 ribu mahasiswa. Menurut Ojat, wisudawan yang diundang adalah mahasiswa-mahasiswa terbaik di prodi masing-masing. Upacara penyerahan ijazah untuk sebagian besar wisudawan lainnya dilakukan di kantor UPBJJ di seluruh Indonesia.
"Dari luar negeri juga ada yang sekarang diwisuda di sini. Mereka berasal dari Hongkong, Taiwan, Arab Saudi, Korea. Kami ada mahasiswa di 30 negara," kata Ojat Darojat, saat upacara wisuda di Gedung Universitas Terbuka Pondok Cabe, Pamulang, Selasa (10/10).
Lewat sistem pembelajaran terbuka dan jarak jauh, Universitas Terbuka menjadi pilihan bagi para pekerja atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Salah satu wisudawan dari UPBJJ-UT Hongkong, Wawu Rinawati (37 tahun), mengatakan ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik dengan bekal pendidikan tinggi yang ditempuhnya.
"Nggak selamanya saya mau jadi domestic helper. Saya punya cita-cita kelak kalau saya pulang ke Indonesia, saya bisa bikin learning center buat anak-anak. Sementara ini saya pengen bisa mengajar di Hongkong," kata Rina di lokasi wisuda.
Rina menuturkan tantangan nomor satu yang dia hadapi selama menempuh studi adalah biaya. Sebagai orang tua tunggal, Rina harus membiayai kehidupan keluarga di Yogyakarta dan putranya yang kini sudah berada di bangku SMA. Biaya hidupnya di Hongkong juga tidak murah, sekitar 1700-2000 dolar Hongkong per bulan, ditambah biaya kuliah 2000 - 3500 dolar Hongkong.
Kendati demikian, Rina mengaku bersyukur mendapatkan majikan yang mendukungnya melanjutkan kuliah. Setiap hari ia bekerja mulai pukul 07.00-19.00, sehingga masih mempunyai cukup waktu untuk belajar. Menurut Rina, banyak rekan kerjanya sesama TKI yang harus bekerja hampir 24 jam.
"Mereka tahu kalau saya kuliah, mereka dukung sekali," kata Rina.
Lulusan Fakultas Ilmu Sosial Politik Prodi Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan UPBJJ-UT Hongkong ini juga mengambil diploma di Universitas Terbuka Montessori Kanada. "Saya berharap dari kedua ijazah itu, saya bisa mendapatkan pekerjaan yang layak," imbuh dia.
Editor | : | |
Sumber | : | Republika |
- Ubhara Jaya Jadi Tuan Rumah Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi (PPKPT)
- Ubhara Jaya Gelar PKKMB Diikuti 2000 Mahasiswa Baru
- Seminar Nasional Fakultas Hukum Ubhara Jaya: Menakar Masa Depan Penegak Hukum Di Indonesia
- Angkatan Pertama, Universitas Bani Saleh Gelar Wisuda 461 Sarjana
- Ubhara Jaya Helat Seminar Internasional Bersama BNPT
- Catatkan 2 Rekor Baru MURI, Ubhara Jaya Resmikan Pendirian Pusat Kajian Ilmu Bela Negara
- Sebanyak 1.299 Mahasiswa Diwisuda, Ubhara Jaya Siap Cetak Lulusan Berintegritas
- Mudah dan Cepat, Berikut Cara Mengecek NPSN Sekolah
- Belajar Online melalui Terjemahan Aksara Sunda ke Teks Latin
- Makna Mendalam dalam Puisi Bali Anyar, Eksplorasi Kehidupan dan Spiritualitas
- Ubhara Jaya Jadi Tuan Rumah Seminar dan Silaturahmi Nasional Pergubi
- Ubhara Miliki Profesor Bidang Ilmu Akuntansi Keuangan Kontemporer
- P2G DESAK KEMDIKBUDRISTEK MENINJAU ULANG SISTEM PPDB
- Hadirkan BNN dan Granat, Ubhara Jaya Gelar Kuliah Umum Memperingati HANI 2023
- Ubhara Jaya Adakan Pelatihan Digital Branding Produk Olahan Limbah Minyak Jelantah
0 Comments