Senin, 02/10/2017 11:45 WIB
Inflasi September Mencapai 0,13 Persen
JAKARTA_DAKTACOM: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami kenaikan atau inflasi tipis sebesar 0,13 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada September 2017.
Sementara, secara tahun kalender (year-to-date/ytd) infasli tercatat sebesar 2,66 persen dan secara tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 3,72 persen.
Laju inflasi ini lebih rendah dibandingkan September 2016 sebesar 0,22 persen (mtm), namun lebih tinggi dibandingkan Agustus lalu, yang mengalami deflasi 0,07 persen (mtm).
Kepala BPS Suhariyanto atau yang akrab disapa Ketjuk menyebut, inflasi tertinggi disumbang oleh kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 1,03 persen dengan andil sebesar 0,08 persen.
"Yang memberi andil inflasi adalah uang kuliah sebesar 0,04 persen. Sementara untuk uang sekolah SD, SMP, dan SMA sebenarnya sudah tercermin di bulan lalu, tapi naik tipis 0,01 persen," ujar Ketjuk di kantor BPS, Senin (2/10).
Lalu, inflasi terbesar terjadi pada kelompok sandang sebesar 0,52 persen dengan andil 0,03 persen. Ini disebabkan oleh kenaikan harga emas di pasar global, dengan inflasi harganya mencapai 0,02 persen. Kemudian, inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,34 persen.
"Ada beberapa komoditas yang memberi sumbangan besar yaitu harga bubur, mie, nasi, lauk pauk, rokok kretek, rokok kretek filter. Itu kecil, tapi kalau digabung besar juga," terang Ketjuk.
Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar inflasi sebesar 0,21 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,16 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen.
Sementara, satu-satunya kelompok yang mengalami deflasi ialah kelompok bahan makanan, yaitu sebesar minus 0,53 persen dengan andil sebesar minus 0,11 persen.
"Beberapa komoditas yang menyumbang deflasi; bawang merah, bawang putih, telur ayam ras, tomat sayur, cabai, bayam, kangkung, semangka," jelasnya.
Berdasarkan komponen penyumbang, tercatat komponen tingkat harga yang diatur pemerintah (administered price) mengalami inflasi 0,15 persen dan komponen inflasi inti (core) sebesar 0,35 persen. Sedangkan komponen gejolak harga pangan (volatile foods) deflasi 0,67 persen.
Berdasarkan wilayah, dari 82 kota IHK, inflasi terjadi 50 kota dengan inflasi tertinggi di Tual sebesar 1,59 persen dan inflasi terendah di Depok dan Mamuju 0,01 persen. Sementara 32 kota lainnya mengalami deflasi.
Editor | : | |
Sumber | : | CNN Indonesia |
- PT Naffar Perdana Wisata Ajak Semua Travel Umroh Untuk Kerjasama Raih Keberkahan Memuliakan Tamu Allah
- LippoLand Perkuat Posisi dengan Visi, Misi, dan Logo Baru Sambut Pertumbuhan Industri Properti
- Specta Color Zumba Bersama Liza Natalia di WaterBoom Lippo Cikarang
- BPR Syariah HIK Parahyangan Raih Penghargaan Infobank Sharia Award 2024
- RUPSLB PT Lippo Cikarang Tbk Setujui Rights Issue 3 Miliar Saham untuk Pengembangan Bisnis
- CIMB Niaga Suryacipta Dipimpin Banker Muda Inspiratif Krisfian A. Hutomo
- Kurniasih Dukung Upaya Kemenaker Agar Tidak Ada PHK di Sritex
- Anggota IKAPEKSI INDONESIA Desak Penyelesaian Konflik dan Langkah Hukum terhadap Pelanggar
- LPCK Berkomitmen Menciptakan Lingkungan Asri dan Harmonis
- LPCK Terus Berinovasi Sambut Pertumbuhan Pasar Properti
- IKAPEKSI Gelar Munaslub, Pranyoto Widodo Terpilih Sebagai Ketua DPP Periode 2024-2029
- POJK Merger BPR/S, Ini Kata Ketua Umum DPP Perbarindo Tedy Alamsyah
- Perbarindo DKI Jakarta dan Sekitarnya Gelar Rakerda. Bahas Merger BPR/S
- Peserta Tunggak Iuran, BPJS Kesehatan Cabang Bekasi Dorong Manfaatkan Program Rehab
- Bank Syariah Artha Madani Raih 2 Penghargaan Tata Kelola di GRC Awards 2024
0 Comments