Senin, 02/10/2017 10:45 WIB
Waspadai Hujan Es di Masa Pancaroba
JAKARTA_DAKTACOM: Mulai dari awal Oktober sampai November 2017, kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan atau yang dikenal dengan masa pancaroba. Selama masa pancaroba itu, cuaca diprakirakan dapat berubah cepat, dari cerah menjadi berawan tebal hingga turun hujan sampai pada hujan es di sejumlah tempat.
"Hujan es bisa terjadi selama masa awal musim penghujan," kata Kepala Sub-Bidang Informasi Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko, Senin (2/10).
Hary menjelaskan, hujan es umum terjadi pada masa pancaroba, baik dari musim kemarau ke musim hujan maupun sebaliknya.
Berdasarkan pantauan BMKG, pada Ahad (1/10) sore kemarin sempat terjadi hujan es di Kota Depok, Jawa Barat, selama kurang lebih setengah jam.
Menurut Hary, hujan es bisa ditandai dengan indikasi cuaca sehari sebelumnya, di mana udara pada malamnya hingga pagi esok terasa panas dan gerah. Kemudian, menjelang siang hari, akan ada tumpukan awan putih yang secara cepat berubah menjadi awan abu-abu atau hitam. Jenis awan itu dikenal dengan nama cumulonimbus.
"Dari karakter hujannya, pertama kali turun hujan deras yang berlangsung tiba-tiba disertai angin kencang dengan durasi singkat," kata Hary.
Dalam menghadapi kondisi tersebut, Hary menyarankan kepada semua pihak, termasuk pemerintah daerah, untuk mengantisipasi potensi pohon tumbang maupun benda lain seperti baliho dan reklame. Pemerintah juga diminta mengantisipasi genangan sebagai dampak dari hujan deras yang berlangsung dalam waktu singkat itu.
"Pohon-pohon yang tinggi mulai dirapikan, sedangkan papan pengumuman seperti baliho, reklame berukuran besar dicek lagi agar tidak terdampak angin kencang selama musim pancaroba," ujar Hary.
Hujan disertai angin kencang pada Minggu malam sempat membuat beberapa pohon tumbang serta baliho dan reklame di Jakarta rusak. Jika hal tersebut tidak ditangani sejak dini, dan hujan serupa kembali melanda, bukan tidak mungkin pohon dan papan reklame tumbang dapat membahayakan warga dan para pengguna jalan.
Editor | : | |
Sumber | : | Kompas.com |
- HUT BSIP, Plt. Wali Kota Bekasi Gelorakan Semangat Menjaga Lingkungan Sehat
- Program Ketahanan Pangan Mengorbankan Lingkungan dan Petani
- Ridwan Kamil Akan Bangun Jalur Khusus Truk Tambang Akhir Tahun Ini
- Kendalikan Pencemaran Udara, DKI Gandeng Tangsel dan Bekasi untuk Uji Emisi
- Mikroplastik di Muara Sungai Menuju Teluk Jakarta Alami Peningkatan Semasa Pandemi
- Waspada, Cuaca Panas Ekstrem Bisa Sebabkan Risiko Kesehatan yang Cukup Mengkhawatirkan
- PP Pelindungan ABK Diterbitkan, ABK Penggugat Presiden: “Perjuangan Belum Berakhir!”
- Greenpeace Kritik Pemerintah Bungkam soal Kualitas Udara DKI Terburuk
- Keindahan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
- Warga Keluhkan Ada Polusi Udara, Kepala KSOP Marunda: Udara Tercemar Bukan dari Pelabuhan
- Walhi Menyebut Pengolahan Sampah DKI Buruk
- Indonesia Negara Terindah di Dunia, Kalahkan Selandia Baru
- Sampah Negara Lain Banjiri Raja Ampat Papua, Ancam Biota Laut
- Mengacu pada Putusan MK, Walhi Sebut Proyek Bendungan Bener di Desa Wadas Harus Dihentikan
- Warga Lapor Ada Pencemaran Udara di Mal Kokas, Pemkot Jaksel Panggil Manajemen
0 Comments