Nasional / Sosial /
Follow daktacom Like Like
Ahad, 01/10/2017 14:00 WIB

JIB-JITU Luncurkan ‘Dari Kata Menjadi Senjata’, Buku Konfrontasi PKI dengan Umat Islam

launching Buku Dari kata Menjadi senjata
launching Buku Dari kata Menjadi senjata
JAKARTA_DAKTACOM: Komunitas Jejak Islam untuk Bangsa (JIB) menggelar peluncuran dan diskusi buku berjudul ‘Dari Kata Menjadi Senjata’ di Masjid Abu Bakar Ash Shiddiq, Jalan Otista Raya, Jakarta Timur, Ahad (1/10) siang.
 
Buku yang merangkum kejadian seputar konfrontasi umat Islam dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan upaya rekonsiliasi itu merupakan hasil kerjasama dengan asosiasi Jurnalis Islam Bersatu (JITU).
 
Selama dua pekan, JIB – JITU mencari narasumber yang menjadi pelaku/saksi sejarah di masa PKI masih “hidup” ke berbagai wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
 
Penulis buku, Beggy Rizkiansyah mengatakan banyak orang yang masih tidak percaya dengan kekejaman PKI. “Kita berusaha objektif dari sisi A dan sisi B,” katanya yang juga pegiat JIB itu di lokasi peluncuran buku.
 
Ia menjelaskan bahwa berbagai agitasi yang dilakukan PKI berkaitan dengan kondisi negara saat itu, yakni soal ekonomi dan jihad. Beggy juga menuturkan bahwa pentolan PKI, DN Aidit dekat dengan Joseph Stalin, penguasa Komunis Uni Soviet yang mana keduanya kerap saling berkirim surat.
 
“PKI tidak pernah lepas dari gerakan Komunis Internasional,” tuturnya.
 
Sementara itu, jurnalis senior yang juga penulis buku ‘Dari Kata Menjadi Senjata’, Hanibal Wijayanta mengemukakan sebuah teori bahwa Dewan Jenderal hanyalah isu yang diciptakan oleh PKI.
 
“Dewan Jenderal adalah isu yang berawal dari kegagalan Aidit dalam menuntut pembentukan angkatan ke-5,” terangnya yang kini menjabat Senior Current Affair TV One itu.
 
Ia pun berpesan kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati soal isu Komunis. Meski begitu, ia meyakini bahwa secara ideologi Komunisme sudah tidak laku lagi.
 
Dalam peluncuran buku tersebut, sempat diperlihatkan cuplikan video wawancara tim penulis dengan para tokoh terkait. Salah satunya ialah Sudrajat, mantan Ketua Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia di Ponorogo era 1965.
 
Wawancara yang dilakukan tahun 2016 lalu itu membicarakan soal fenomena PKI di masa lalu yang kerap mengklaim diri sebagai golongan paling Pancasilais di Indonesia, sebelum akhirnya situasi serupa kembali terjadi dewasa ini.
 
Dalam berbagai pidatonya, petinggi PKI, kata Sudrajat selalu mengaku sebagai seorang Pancasilais sejati. “Orang-orang PKI mengaku Pancasilais sejati,” katanya dalam video.
 
Sudrajat juga memberi kesaksian bahwa PKI “meracuni” anak-anak untuk menjadi seorang Atheis alias tidak percaya tuhan. Kumpulan video kesaksian itu rencananya juga akan dijadikan sebuah film dokumenter.
Editor :
Sumber : majalahayah.com
- Dilihat 2678 Kali
Berita Terkait

0 Comments