Nasional / Politik dan Pemerintahan /
Follow daktacom Like Like
Rabu, 13/05/2015 14:44 WIB

Bamsoet: Ini Bukan Kabinet Kerja tapi Kabinet Heboh

Bambang Soesatyo
Bambang Soesatyo

JAKARTA_DAKTACOM:  Politisi Golkar, Bambang Soesatyo menyatakan, kepemimpinan Jokowi ini sudah terjadi banyak kekonyolan dalam mengelola negara. Bahkan, semakin terlihat dari munculnya keppres bodong yang entah siapa yang salah, di Setneg, Setkab atau bahkan pucuk pimpinannya. “Republik-republikan, republik bohongan ini harus segera diakhiri. Mumpung perjalanan pemerintahan masih panjang ke depan,” cetusnya anggota Komisi III DPR RI itu saat peluncuran bukunya yang berjudul Republik Komedi 1/2 Presiden di Jakarta.

Usia pemerintahan Jokowi-JK sudah masuk bulan ketujuh. Ibarat orang mau melahirkan usia ini sudah matang. Namun sayang, pemerintahan masih banyak kejanggalan, seperti partai-partai pendukung pemerintahan bertindak seperti oposisi, sedangkan parpol yang menjadi oposisi malah menjadi pendukung.

“Banyak hal yang tidak sesuai, bahkan terkesan lucu. Perbedaan presiden dan wakil presiden dipermukaan sangat nampak kentara. Misalnya soal reshuffle kabinet, keduanya terlibat dalam perbedaan yang mencolok. Soal Novel Baswedan juga. Lalu, bangsa ini akan dibawa kemana jika tidak adanya kesamaan visi antara pemimpin,” ujar Bambang Soesatyo.

Bamsoet, begitu ia disapa, juga menambahkan banyak keluhan yang makin menyeruak ke permukaan, utamanya dari dunia usaha. Sumber ketidakpastian tersebut, menurutnya, berasal dari kabinet kerja yang kerjanya hanya bikin heboh saja, perilakunya tidak bisa jadi panutan.

“Ini bukan kabinet kerja, tetapi kabinet heboh. Sejak awal pemerintahan muncul kehebohan dari perilaku menteri wanita yang merokok di depan umum. Lalu ada menteri yang bikin heboh dengan melompat pagar. Menteri yang mengeluarkan keputusan tentang PPP dan Golkar seenaknya saja. Ada menteri yang melarang rapat di hotel. Menteri melarang menjual bir. Tujuan dari kebijakanya sebetulnya baik, tetapi yang diburu pencitraan saja, sehingga terkesan tidak substansial,” lanjutnya.

Reporter :
Editor :
- Dilihat 1976 Kali
Berita Terkait

0 Comments