Nasional / Sosial /
Follow daktacom Like Like
Senin, 11/09/2017 08:45 WIB

Puisi Cinta untuk Rohingya, Bentuk Nyata Solidaritas Indonesia

pembacaan puisi cinta untuk Rohingya
pembacaan puisi cinta untuk Rohingya
JAKARTA_DAKTACOM: Aliansi Kemanusiaan Untuk Rohingya (AKUR) menggelar acara pembacaan puisi cinta untuk Rohingya sebagai bentuk solidaritas atas tragedi kemanusiaan di Myanmar.
 
Acara yang digelar di Gedung PP Muhammadiyah pada Ahad (10/09) malam ini turut dihadiri oleh Wakil Menteri Luar Negeri RI, AM Fachir, sastrawan senior Taufik Ismail, dan Ketua PP Muhammadiyah Hajriyanto Tohari
 
Acara ini dibuka dengan pembacaan puisi kemanusiaan oleh puluhan anak-anak Indonesia sebagai simbol seruan perdamaian.
 
Dalam kesempatan ini Ketua PP Muhammadiyah, Hajriyanto Tohari mengapresiasi langkah dari AKUR menggelar acara ini sebagai salah satu bentuk kreativitas dalam menunjukkan solidaritas mereka.
 
"Saya rasa ini adalah metode memberikan bantuan yang bagus, menunjukkan rasa solidaritas kita baik secara keislaman maupun kemanusiaan. Itu bisa dilakukan secara bermacam-macam seperti membacakan puisi seperti malam ini," ungkap Hajriyanto dalam kata sambutannya.
 
Hajriyanto juga mendorong pemerintah turut mengupayakan segala macam cara dalam mewujudkan perdamaian di Rakhine, Myanmar melalui berbagai organisasi Internasional.
 
"Secara politik, ini sudah dilakukan langkah-langkah diplomatik oleh pemerintah Indonesia yang tentu harus kita apresiasi. Dimana dalam hal ini pemerintah langsung mengutus Menteri Luar Negeri, harapannya agar diplomasi ini bisa menggerakkan negara lain untuk menghentikan kekerasan di Rakhine ini," tutupnya.
 
Sebagai informasi Etnis Rohingya berada di negara bagian Arakan atau Rakhine, sebelah barat Myanmar dengan populasi sekitar 1 juta orang.
 
Pada awal masa kemerdekaan, etnis Rohingya diakui sebagai warga negara Myanmar yang saat itu masih bernama Burma, namun sejak tahun 1982 silam, etnis Rohingya tidak lagi diakui sebagai warga negara oleh pemerintah Myanmar. Mereka justru dianggap sebagai imigran gelap yang menempati wilayah tersebut.
 
Kini hampir sebanyak 400 ribu etnis Rohingya melarikan diri dari kekejaman junta militer Myanmar ke berbagai negara tetangga seperti Bangladesh dan Thailand.
Reporter :
Editor :
- Dilihat 2210 Kali
Berita Terkait

0 Comments