Senin, 04/09/2017 07:45 WIB
Likuiditas Bank Syariah Masih Lega
JAKARTA_DAKTACOM: Pembiayaan masih belum kencang, likuiditas perbankan syariah mengendur. Gejala ini tercermin dari financing to deposit ratio (FDR) bank umum syariah yang hanya 82,69% per Juni 2017 atau turun dari 89,32% di posisi Juni tahun 2016.
PT Bank BNI Syariah, semisal, termasuk yang likuiditasnya longgar. Per Juli 2017, (FDR) anak usaha Bank BNI hanya sebesar 83%. Direktur BNI Syariah Dhias Widhiyati mengakui pihaknya memang tengah meningkatkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran pembiayaan guna menjaga kualitas kredit.
"Kami lebih selektif memilih sektor industri yang akan dimasuki dan calon nasabah yang akan dibiayai," kata Dhias baru-baru ini.
Di sisi lain, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) lebih pesat ketimbang penyaluran pembiayaan. Hingga akhir tahun nanti, BNI Syariah akan menjaga rasio FDR di kisaran 84,3%.
BNI Syariah mencatat pembiayaan mencapai Rp 22,5 triliun per akhir Juni 2017. Pembiayaan BNI syariah meningkat 18,8% secara tahunan atau year on year (yoy). Sementara dari sisi pendanaan, tercatat dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun mencapai Rp 26,7 triliun atau tumbuh 22,1% dibanding Juni 2016 yang sebesar Rp 21,8 triliun.
PT Bank Syariah Bukopin (BSB) juga mengamini bahwa saat ini likuiditas tengah longgar. Salah satu faktornya lantaran masih lambatnya penyaluran pembiayaan. Bukan hanya di perbankan syariah, melainkan di industri perbankan.
Kini rasio FDR Bank Syariah Bukopin sekitar 89%.
"Ini karena dana cukup likuid sedangkan pembiayaan belum bisa ekspansi secara masif. Ditambah kondisi usaha secara umum masih belum stabil," ujar Direktur Bank Syariah Bukopin Aris Wahyudi.
Anak usaha syariah PT Bank Bukopin Tbk ini menargetkan posisi FDR di kisaran 93%-95% di akhir tahun nanti. Caranya dengan meningkatkan penyaluran pembiayaan. Hingga akhir 2017, BSB menargetkan pembiayaan tumbuh 23% dari tahun 2016.
Sebagai gambaran saja, berdasarkan laporan keuangan bulan Juli 2017, BSB mencatat pertumbuhan pembiayaan 4,5% dari Rp 4,82 triliun menjadi Rp 5,04 triliun. Sementara dari sisi DPK, BSB mencatat 8,15% menjadi Rp 5,57 triliun.
Senada, PT Bank BCA Syariah menyebut pembiayaan yang tumbuh rendah membuat FDR bank syariah pun menjadi lebih longgar.
"Ketika kebutuhan modal kerja dan investasi ada, otomatis FDR akan naik lagi," kata John Kosasih, Direktur Utama BCA Syariah, Ahad (3/9).
Saat ini, posisi FDR BCA Syariah masih setara dengan industri secara umum yakni di level 90% hingga 92%. Hingga akhir tahun, John mengatakan, pihaknya tidak memasang target.
"FDR tinggi tercermin dari keuntungan yang meningkat, sebaliknya bila FDR turun biasanya profit kena dampak. Kalau kami, lebih mengacu ke target profit," tambahnya.
Editor | : | |
Sumber | : | Kontan.co.id |
- PT Naffar Perdana Wisata Ajak Semua Travel Umroh Untuk Kerjasama Raih Keberkahan Memuliakan Tamu Allah
- LippoLand Perkuat Posisi dengan Visi, Misi, dan Logo Baru Sambut Pertumbuhan Industri Properti
- Specta Color Zumba Bersama Liza Natalia di WaterBoom Lippo Cikarang
- BPR Syariah HIK Parahyangan Raih Penghargaan Infobank Sharia Award 2024
- RUPSLB PT Lippo Cikarang Tbk Setujui Rights Issue 3 Miliar Saham untuk Pengembangan Bisnis
- CIMB Niaga Suryacipta Dipimpin Banker Muda Inspiratif Krisfian A. Hutomo
- Kurniasih Dukung Upaya Kemenaker Agar Tidak Ada PHK di Sritex
- Anggota IKAPEKSI INDONESIA Desak Penyelesaian Konflik dan Langkah Hukum terhadap Pelanggar
- LPCK Berkomitmen Menciptakan Lingkungan Asri dan Harmonis
- LPCK Terus Berinovasi Sambut Pertumbuhan Pasar Properti
- IKAPEKSI Gelar Munaslub, Pranyoto Widodo Terpilih Sebagai Ketua DPP Periode 2024-2029
- POJK Merger BPR/S, Ini Kata Ketua Umum DPP Perbarindo Tedy Alamsyah
- Perbarindo DKI Jakarta dan Sekitarnya Gelar Rakerda. Bahas Merger BPR/S
- Peserta Tunggak Iuran, BPJS Kesehatan Cabang Bekasi Dorong Manfaatkan Program Rehab
- Bank Syariah Artha Madani Raih 2 Penghargaan Tata Kelola di GRC Awards 2024
0 Comments