Jum'at, 11/08/2017 15:30 WIB
Langkah MUI Tanggapi Ustadz-ustadz Kontroversial di Televisi
JAKARTA_DAKTACOM: Belakangan ini, ustadz atau ustadzah yang ada di televisi atau yang aktif di media massa kembali membuat heboh masyarakat Islam Indonesia. Pasalnya, materi-materi yang mereka sampaikan begitu kontroversial.
Seperti kenikmatan surga adalah pesta seks, anjuran untuk tidak menjadi dokter hewan bagi seorang muslim, mengaitkan operasi cesar dengan gangguan jin, dan lainnya.
Terkait hal itu, Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Cholil Nafis menerangkan, keberadaan para ustadz yang ada di televisi, radio, ataupun frekuensi-frekuensi publik lainnya seharusnya menjadi perhatian yang serius bagi stakeholder seperti MUI dan Kemenag.
Menurutnya, ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, standarisasi para ustadz. Baginya, ini harus dilaksanakan agar para ustadz tersebut memiliki kualifikasi yang memadahi karena mereka berbicara di depan ratusan ribu bahkan jutaan penonton.
“Yang kedua, ustadz-ustadz juga perlu koreksi diri atau muhasabah. Mana dalil-dalil yang masih parsial. Mana yang harus dilengkapi dengan dalil yang lain. Sehingga hukum atau ceramah yang disampaikan tidak membuat resah masyarakat,” kata Kiai Cholil di Jakarta, Jumat (11/8).
Lebih jauh, lanjutnya, untuk menjadi seorang dai atau ustadz maka ada beberapa syarat yang harus dikuasai. Pertama, mereka harus mengetahui tentang Islam.
“Minimal mengerti bacaan Al-Qur'an, artinya, dan tafsirnya,” jelasnya.
Kedua, mengetahui perbedaan-perbedaan ulama. Peraih gelar PhD di Universitas Malaya ini menjelaskan, jika pata ustadz tersebut menguasai sesuatu yang khilafiyah maka mereka bisa memberikan pemahaman yang menyeluruh kepada umat.
Ketiga, mengetahui aliran-aliran paham keagamaan. Dan terakhir, mengetahui hubungan antara agama dan negara.
Ia menuturkan, saat ini MUI sedang berkoordinasi dengan Kemenag dan pihak-pihak lain yang terkait seperti NU, Muhammadiya, UIN, dan lainnya untuk menstandarisasi dai atau ustadz yang ada di televisi.
Ke depan, para ustadz yang ada di televisi harus direkomendasikan oleh lembaga yang kredibel sehingga materi yang disampaikan juga bisa dipertanggungjawabkan dan tidak membuat heboh masyarakat.
Editor | : | |
Sumber | : | nu.or.id |
- RESMI DILANTIK, DEWAN PENGAWAS DAN PENGURUS AKSI RELAWAN MANDIRI HIMPUNAN ALUMNI IPB MASA BAKTI 2024-2029
- BAZNAS Berikan Rekomendasi Izin Pembentukan Bagi LAZ Al-Kahfi Peduli
- Jangan Sampai Dideportasi, Ini Cara Bikin Visa Wisata ke Luar Negeri
- Obsatar Sinaga Pimpin ICMI Jabar Seusai Terpilih Dalam Muswil
- Peresmian Kampung Zakat Desa Bersinar Uwemalingku (beriman, bersinergi, dan berkarya)
- Anter Bantuan Hewan Ternak Pakai Perahu Eretan, Bukti Dukungan Pemberdayaan Ekonomi Pesantren
- Program Tebar Sarung dan Mukena: Menjawab Keperluan Jiwa para Korban Semeru
- Dana Muktamar IV Wahdah Islamiyah Sebagian Dialihkan untuk Korban Bencana
- Himpunan Alumni IPB Salurkan Bantuan Kemanusiaan Terdampak Erupsi Semeru
- Bentuk Apresiasi, IFI Gelar Indonesia Fundraising Award 2021
- Meriah, Sahabat Yatim Indonesia Rayakan Milad Laznas Ke-12 Tahun
- REI DPD Jabar dan Komisariat Bekasi Beri Santunan dan Sebar Wakaf 1000 Mushaf Al Quran
- HA-E IPB Serahkan Donasi untuk Masyarakat Terdampak Bencana di NTT dan NTB
- Human Initiative Miliki 4 Program Bukber
- Terima Donasi Kembali, BAZNAS Akan Salurkan Bagi Warga Terdampak Pandemi
0 Comments