Nasional / Ekonomi /
Follow daktacom Like Like
Selasa, 08/08/2017 13:45 WIB

CORE: Harus Ada Sinergi Cegah Pelambatan Ekonomi

ilustrasi ekonomi
ilustrasi ekonomi
JAKARTA_DAKTACOM: Pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan mampu bersinergi dalam mengambil kebijakan untuk kembali menyuburkan konsumsi dan pertumbuhan kredit perbankan, yang pada Juni 2017 melambat ke angka 7,6 persen dari sebelumnya sebesar 8,6 persen di Mei lalu. 
 
Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan, pemerintah perlu kembali membangun kepercayaan masyarakat terhadap kondisi perekonomian Tanah Air, yang tercatat stagnan di kuartal II 2017 lalu pada angka 5,01 persen.
 
"Jadi, jangan membuat kebijakan-kebijakan yang mengakibatkan masyarakat menahan belanjanya dan cenderung menyimpan dananya di bank," ujar Faisal pada Senin (7/8).
 
Adapun hal ini dapat dilakukan dengan tidak mengeluarkan kebijakan yang justru mengkhawatirkan masyarakat, seperti rencana yang pernah digulirkan ke publik, misalnya penurunan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) hingga peningkatan tarif energi. 
 
Pasalnya, hal-hal tersebut dilihat Faisal akan membuat masyarakat kembali menahan konsumsi dan efek lanjutannya melemahkan pendapatan industri dan pedagang. "Nanti permintaan akan kredit pun berkurang," kata Faisal. 
 
Sementara itu, dari sisi BI diharapkan mampu mengkaji kembali insentif yang membuat perbankan lebih memilih untuk menyimpan dananya di BI daripada menyalurkan dalam bentuk kredit. 
 
Senada dengan Faisal, ekonom dari Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adinegara mengungkapkan, pemerintah perlu meningkatkan daya beli masyarakat dengan menjaga kestabilan inflasi sampai akhir tahun, sembari mengefektifkan paket kebijakan ekonomi di sektor perbankan. 
 
"Paket-paket kebijakan tentu perlu diefektifkan, terutama di sektor manufaktur," ucap Bhima. 
Editor :
Sumber : CNN Indonesia
- Dilihat 1348 Kali
Berita Terkait

0 Comments