Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lambat
JAKARTA_DAKTACOM: Badan Pusat Statistik hari Selasa (05/05) mengungkap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada bulan Januari hingga Maret 2015 berada pada tingkat 4,7% atau yang paling rendah sejak tahun 2009.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia itu tidak dapat mencapai angka 4,95%, seperti yang diprediksi berbagai kalangan.
Menurunnya pertumbuhan ekonomi disebabkan berbagai faktor, kata Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin.
"Sektor pertanian karena mundur periode tanam, kemudian harga atau juga produksi minyak mentah juga turun karena harga internasional juga sedang turun. Kemudian juga impor bahan baku, impor barang modal dan impor barang-barang konsumsi juga terjadi penurunan sehingga mempengaruhi impor barang modal terhadap investasi di pembentukan modal tetap bruto," jelas Suryamin.
Seorang pengusaha ritel, Handaka Santosa, mengatakan tidak terkejut dengan penurunan yang sudah diprediksi sejak tahun 2014, antara lain karena pemerintah dianggapnya tidak sigap mengantisipasi berbagai rintangan.
Kini pemerintah bisa menempuh beberapa jalan untuk mengatasinya, sarannya.
"Bisa dilakukan konsolidasi. Tidak terlalu cepat ekspansi. Jadi kita lebih konsolidasi internal. Terlalu cepat ekspansi berarti kita akan mengeluarkan biaya lebih besar lagi. Apabila dananya adalah dana pinjaman kan bunganya jalan terus," tutur Handaka.
Prosedur investasi
Lemahnya kordinasi antara lembaga pemerintah, diakui oleh penasihat ekonomi Wakil Presiden Jusuf Kalla, Wijayanto Samirin
Dia menambahkan sejumlah kebijakan sedang ditempuh untuk meningkatkan koordinas tersebut.
"Dipermudah segala prosedurnya (investasi). Kemudian difasilitasi. Karena sering realisasi itu terhambat prosedur yang berbelit. Saya pikir yang dilakukan oleh BKPM dengan one door policy, pelayanan satu atap, itu sangat diapresiasi oleh para investor, dan kita cukup yakin akan ada dampak di kuartal kedua nanti," kata Wijayanto kepada wartawan BBC Indonesia Rizki Washarti.
Meski pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama merupakan yang terlemah dalam enam tahun terakhir, pengamat ekonomi dari ITS Kresnayana Yahya menduga pada paruh kedua tahun 2015, ekonomi Indonesia semestinya membaik.
Kresnayana menambahkan dimulainya proyek-proyek infrastruktur seperti pembangunan tol Trans Sumatera maupun pembangunan sejuta rumah untuk rakyat merupakan indikator menguatnya ekonomi.
Editor | : | |
Sumber | : | ANTARA News |
- PHK Sepihak, Massa Buruh Gelar Demo di Gudang Distribusi Coklat di Narogong Bekasi
- PT Naffar Perdana Wisata Sukses Gelar RUPS 2025, Resmi Luncurkan KOPASHUS & DIGI OPZ sebagai Strategi Besar
- WOM Finance Resmikan Kantor Baru Cabang Bekasi 1 di Summarecon
- Investasi Bekasi Tumbuh Pesat, LPCK Luncurkan Hunian dan Komersial Baru di Lippo Cikarang Cosmopolis
- Progres Pembangunan, PT Summarecon Agung Tbk. Seremoni Penutupan Atap SMB Tahap II
- Sambut Idul Fitri, Danamon Menyediakan Solusi Keuangan untuk Mendukung Kemudahan Transaksi Nasabah
- Program Belanja Untung Berlangsung di Summarecon Mall Bekasi, Afgan Bakal Guncang Pengunjung 21 Maret
- KOSPE Bersama Gerakan Semua Bisa Umroh, Gelar Soft Launching Program Simpanan Haji Khusus
- Mengenal Dogecoin dan Pergerakan Harganya
- LPCK Perluas Pilihan Produk RumahTapak Baru Guna Menjawab Kebutuhan Generasi Muda
- Investasi Kabupaten Bekasi Meningkat, Penjualan Properti Residensial dan Ruko LPCK Bertumbuh
- Tidak Impor Pangan Tahun 2025, Mungkinkah?
- PT Naffar Perdana Wisata Ajak Semua Travel Umroh Untuk Kerjasama Raih Keberkahan Memuliakan Tamu Allah
- LippoLand Perkuat Posisi dengan Visi, Misi, dan Logo Baru Sambut Pertumbuhan Industri Properti
- Specta Color Zumba Bersama Liza Natalia di WaterBoom Lippo Cikarang
0 Comments