Rabu, 02/08/2017 09:30 WIB
Harga Garam Mahal, YLKI Curiga Ada Permainan Mafia
JAKARTA_DAKTACOM: Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Kosumen Indonesia Tulus Abadi mempertanyakan persoalan mahalnya harga garam yang semakin mencekik konsumen. Harga garam yang semula hanya Rp 5.000 per bungkus, melonjak menjadi Rp 12.000 per bungkus.
“Di saat kenaikan harga komoditas lain, tentu makin menambah beban pengeluaran masyarakat konsumen,” ujar Tulus dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/8).
Tulus menilai, mahalnya harga garam telah menjadi ironi bagi Indonesia yang dikenal sebagai negara kepulauan dan memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Seharusnya, kata Tulus, Indonesia jadi negeri dengan pasokan garam yang melimpah ruah. “Bahkan bukan hanya untuk konsumsi lokal atau nasional, tapi mampu memasok untuk kebutuhan ekspor,” ujar Tulus.
Menurut Tulus, Indonesia justru menjadi negeri dengan peringkat ke-35 di dunia untuk produksi garam dengan hanya memproduksi 700 ribuan ton per tahun. Tulus menuturkan, faktor penyebab rendahnya produksi garam di Indonesia terjadi karena beberapa sebab. Pertama, lahan produksi garam tidak bertambah secara signifikan. “Bahkan di Gresik karena pertimbangan ekonomi lahan garam dikonversi menjadi lahan industri,” Tulus.
Kedua, Tulus menuturkan produksi garam nasional hanya mengandalkan petani garam rakyat. Sementara di sejumlah negara dikelola dalam skala korporasi. Kemudian, alasan cuaca atau iklim selalu dijadikan pemerintah sebagai sebab gagal panen. Padahal, kata Tulus, kendala cuaca sudah di sejumlah negara sudah bisa diatasi dengan teknologi.
“Sehingga masa produksi garam lebih lama. Dengan fakta yang demikian, maka pantaslah jika 100 persen kebutuhan garam industri dengan kadar NaCl diatas 97 persen masih impor,” ujar Tulus.
Tulus mencurigai mahalnya harga garam hanyalah trik untuk justifikasi menaikkan kuota impor garam. Hal tersebut terbukti pada saat Kementerian Perdagangan menyatakan mengeluarkan izin impor. Tulus menduga ada mafia garam, baik dari importir atau distributor besar, yang memanfaatkan situasi ini.
“Kami mendorong pemerintah untuk mengatasi kenaikan dan kelangkaan garam dengan meningkatkan produksi garam nasional, berikan insentif pada petani garam," kata dia. Tulus mengatakan harga pangan yang terjangkau, termasuk harga garam adalah tugas dan tanggungjawab negara.
Editor | : | |
Sumber | : | Bisnis.com |
- PT Naffar Perdana Wisata Ajak Semua Travel Umroh Untuk Kerjasama Raih Keberkahan Memuliakan Tamu Allah
- LippoLand Perkuat Posisi dengan Visi, Misi, dan Logo Baru Sambut Pertumbuhan Industri Properti
- Specta Color Zumba Bersama Liza Natalia di WaterBoom Lippo Cikarang
- BPR Syariah HIK Parahyangan Raih Penghargaan Infobank Sharia Award 2024
- RUPSLB PT Lippo Cikarang Tbk Setujui Rights Issue 3 Miliar Saham untuk Pengembangan Bisnis
- CIMB Niaga Suryacipta Dipimpin Banker Muda Inspiratif Krisfian A. Hutomo
- Kurniasih Dukung Upaya Kemenaker Agar Tidak Ada PHK di Sritex
- Anggota IKAPEKSI INDONESIA Desak Penyelesaian Konflik dan Langkah Hukum terhadap Pelanggar
- LPCK Berkomitmen Menciptakan Lingkungan Asri dan Harmonis
- LPCK Terus Berinovasi Sambut Pertumbuhan Pasar Properti
- IKAPEKSI Gelar Munaslub, Pranyoto Widodo Terpilih Sebagai Ketua DPP Periode 2024-2029
- POJK Merger BPR/S, Ini Kata Ketua Umum DPP Perbarindo Tedy Alamsyah
- Perbarindo DKI Jakarta dan Sekitarnya Gelar Rakerda. Bahas Merger BPR/S
- Peserta Tunggak Iuran, BPJS Kesehatan Cabang Bekasi Dorong Manfaatkan Program Rehab
- Bank Syariah Artha Madani Raih 2 Penghargaan Tata Kelola di GRC Awards 2024
0 Comments