Senin, 31/07/2017 10:45 WIB
Akhiri Jabatan, Asrorun Ni'am Sholeh Sukses Jalankan Amanah
JAKARTA_DAKTACOM: Menjabat sebagai Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) membuat Asrorun Niam Sholeh keluar sebagai tokoh nasional di bidang perlindungan anak. Dia menjadi komisioner KPAI selama dua periode, dengan posisi terakhir adalah Ketua. Posisinya berakhir pada tahun ini, karena memang regulasi membatasi dua tahun bagi komisioner KPAI.
Beberapa prestasi yang diukirnya adalah membongkar kasus-kasus besar soal anak, mulai dari pelecehan seksual anak di Jakarta Internasional School (JIS), revisi UU Perlindungan Anak hingga mengadvokasi lahirnya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) No 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Atas prestasi itu, Ni'am meraih penghargaan dari Sugeng Sarjadi Syndicate (SSS), Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Setahun lalu, dia bahkan menjadi ikon tokoh perlindungan anak dari Majalah Gatra. Ini tentu pencapaian yang luar biasa dari seorang ayah dengan empat anak ini.
Ni'am, demikian dia biasa disapa, menekuni betul posisinya selama menjabat sebagai Ketua KPAI. Latar belakangnya sebagai aktivis mahasiswa 98 membuat kehidupannya memang tidak lepas dari pergerakan. Dia adalah mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Tulisan-tulisannya menghiasi media massa mainstream yang menjadi rujukan isu perlindungan anak. Tidak heran jika kemudian pergulatannya di bidang anak, membuat suami Lia Zahiroh ini sering "berurusan" dengan wartawan. Dia kerap menjadi pembicara di forum internasional dan nasional. Wajahnya sering hadir di media televisi, suaranya menghiasi media radio, bahkan ucapannya dikutip di media koran nasional.
Pria kelahiran Nganjuk ini memiliki motto "Mengabdi Tiada Henti, Beribadah Tak Kenal Lelah" telah menerbitkan buku biografinya yang berjudul "Rahasia-rahasia Nikmat Asrorun Niam Sholeh: 40 Tahun Mengabdi Tiada Henti, Beribadah Tak Kenal Lelah". Begitulah.
Hobbinya menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan, menyebabkan buku yang ditulisnya enak dibaca, mudah dicerna dan tentunya memberi inspirasi semua pihak.
Selain biografi, Niam pun menuangkan keilmuannya dalam karya ilmiah yang diakui oleh banyak akademisi.
Beberapa karyanya adalah “Fikih Anak, Perlindungan Anak dalam Perspektif Islam,”"Jejak-jejak Peradaban", "Sadd al-Dzari'ah, "Pendekatan Preventif dalam Penetapan hukum", "Islam Jalan Tengah", "Fikih Haji", "Fatwa-Fatwa Masalah Pernikahan dan Keluarga", "Fatwa dalam Sistem hukum Islam", "Perpustakaan Jendela Peradaban", "Membumikan Islam Rahmatan lil Alamin" , "Detik-detik Perlindungan Anak" , dan masih banyak yang lainnya.
Di samping di dalam negeri, dia memiliki jam terbang ke luar negeri cukup banyak, baik untuk kepentingan studi, penelitian, pelatihan maupun seminar. Negara yang pernah dikunjunginya, antara lain New Zealand, Australia, Italia, Jerman, India, Bangladesh, China, Jepang, Mesir, Bahrain, Iran, Arab Saudi, Chili, Brasil, Argentina, Thailand, Singapura, Vietnam, dan Malaysia. Pada akhir tahun 2010, Niam berkesempatan menjadi Visiting Research Fellow di Nasional University of Singapore.
Dan pada 2013, Niam melakukan workshop tentang isu-isu perlindungan anak dan kesehatan reproduksi di Universitas al-Azhar Kairo serta studi banding di Kementerian Kependudukan Mesir.
Aktivitasnya beragam. Sosoknya yang ramah membuat mudah menjalin komunikasi dengan semua pihak.
Oleh sebab itu, dia memiliki jaringan ke berbagai instansi. Sebagai akademisi ia melakukan diskusi terkait dengan perlindungan anak Indonesia, baik pada aspek regulasi, aspek pendidikan, aspek kesehatan, dan juga aspek hukum. Ia pernah menjalin kerja sama dengan BKKBN untuk kampanye kesehatan reproduksi perempuan dalam rangka mencegah kelahiran anak cacat, penggunaan alat kontrasepsi yang aman untuk menghindari terjadinya baby booming yang berdampak pada lahirnya genarasi anak-anak yang lemah.
Salah satu bentuk kerja sama tersebut adalah melalui talk show radio. Kerja sama juga pernah terjalin dengan Lembaga Kajian Sumber Daya Manusia (Lakpesdam NU), Majelis Pertimbangan Kesehatan dan Syarak (MPKS) Departemen Kesehatan, Kementerian Agama RI, Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga, Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Editor | : | |
Sumber | : | Radio Dakta |
- RESMI DILANTIK, DEWAN PENGAWAS DAN PENGURUS AKSI RELAWAN MANDIRI HIMPUNAN ALUMNI IPB MASA BAKTI 2024-2029
- BAZNAS Berikan Rekomendasi Izin Pembentukan Bagi LAZ Al-Kahfi Peduli
- Jangan Sampai Dideportasi, Ini Cara Bikin Visa Wisata ke Luar Negeri
- Obsatar Sinaga Pimpin ICMI Jabar Seusai Terpilih Dalam Muswil
- Peresmian Kampung Zakat Desa Bersinar Uwemalingku (beriman, bersinergi, dan berkarya)
- Anter Bantuan Hewan Ternak Pakai Perahu Eretan, Bukti Dukungan Pemberdayaan Ekonomi Pesantren
- Program Tebar Sarung dan Mukena: Menjawab Keperluan Jiwa para Korban Semeru
- Dana Muktamar IV Wahdah Islamiyah Sebagian Dialihkan untuk Korban Bencana
- Himpunan Alumni IPB Salurkan Bantuan Kemanusiaan Terdampak Erupsi Semeru
- Bentuk Apresiasi, IFI Gelar Indonesia Fundraising Award 2021
- Meriah, Sahabat Yatim Indonesia Rayakan Milad Laznas Ke-12 Tahun
- REI DPD Jabar dan Komisariat Bekasi Beri Santunan dan Sebar Wakaf 1000 Mushaf Al Quran
- HA-E IPB Serahkan Donasi untuk Masyarakat Terdampak Bencana di NTT dan NTB
- Human Initiative Miliki 4 Program Bukber
- Terima Donasi Kembali, BAZNAS Akan Salurkan Bagi Warga Terdampak Pandemi
0 Comments