Nasional / Ekonomi /
Follow daktacom Like Like
Jum'at, 28/07/2017 07:00 WIB

Pemerintah Sebut Pasar Syariah Harus Serius Digarap

ilustrasi ekonomi
ilustrasi ekonomi
JAKARTA_DAKTACOM: Meskipun saat ini jumlah institusi keuangan syariah di Indonesia, adalah terbanyak di dunia, yaitu 34 Bank Syariah, 58 Operator Takaful atau asuransi syariah, 7 Modal Ventura Syariah atau rumah gadai syariah, dan lebih dari 5.000 Lembaga Keuangan Mikro Syariah, serta memiliki 23 juta pelanggan, namun masih banyak sekali peluang yang masih bisa dimanfaatkan, karena pasarnya sangat besar.
 
Pasar perbankan syariah, menurut Presiden Jokowi, pada tahun 2016 baru mencapai 5,3 persen, masih kecil sekali, baru 5,3 persen terhadap seluruh aset industri perbankan nasional kita.
 
“Inilah peluang besar yang harus kita manfaatkan, jangan sampai nantinya justru dimanfaatkan oleh negara lain peluang ini,” kata Presiden Jokowi saat Peluncuran Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) dan Peresmian Pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional (SILAKNAS) Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI), dii Istana Negara, Jakarta, Kamis (27/7) siang.
 
Menurut Presiden, capaian Indonesia itu masih berada jauh di bawah negara-negara lain, misalnya di Arab Saudi sudah mencapai 51,1 persen, Malaysia 23,8 persen, Uni Emirat Arab sudah 19,6 persen. Sementara di Indonesia, dengan penduduk muslim terbesar di dunia, baru mencapai 5,3 persen, masih kecil sekali.
 
Dengan modal kekuatan populasi umat Islam terbesar di dunia, menurut Kepala Negara, sudah seharusnya dan sudah sepantasnya Indonesia menjadi terdepan, menjadi pemimpin, dan menjadi pusat keuangan syariah dunia.
 
“Harusnya seperti itu. Dan sudah sepantasnya seperti itu. Tapi ini belum kejadian,” ujar Kepala Negara.
 
Presiden Jokowi optimistis, jika industri keuangan syariah betul-betul didorong, diperkuat, dan terus kita kembangkan, maka keuangan syariah akan dapat menjadi salah satu solusi utama dalam pembiayaan pembangunan di negara kita.
 
“Baik pembangunan ekonomi umat, baik itu pembangunan infrastruktur, baik itu untuk pembangunan jalan, untuk pembangunan jembatan, untuk pembangunan pelabuhan, untuk pembangunan pembangkit listrik, maupun dalam pembiayaan-pembiayaan program pengentasan kemiskinan dan mengurangi ketimpangan sosial. Bisa kita gunakan,” tutur Presiden Jokowi.
 
Untuk pembahasan kemiskinan dan menekan ketimpangan, menurut Kepala Negara, kita harus bisa memanfaatkan dana-dana sosial keagamaan, seperti dana zakat yang juga potensinya masih sangat besar sekali. Selain itu juga negara kita juga memiliki tanah wakaf, Indonesia memiliki tanah wakaf dengan total luas yang sangat besar sekali.
 
“Data yang saya dapatkan 4,3 miliar m2. Besar sekali, yang mayoritas belum dimanfaatkan untuk kegiatan produktif, karena umumnya memang dijadikan untuk masjid ataupun pemakaman umum,” ungkap Kepala Negara.
 
Selain itu, wakaf tunai yang terkumpul juga baru sekitar Rp22 miliar. Tentu saja wakaf tunai juga perlu didorong untuk lebih dikembangkan lagi, sehingga hasil-hasil yang diperoleh dari wakaf-wakaf tersebut bisa digunakan untuk kegiatan-kegiatan produktif, seperti pembangunan ekonomi umat, pemberdayaan UMKM, sehingga dapat dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat yang membutuhkan.
Editor :
Sumber : Setkab.go.id
- Dilihat 1793 Kali
Berita Terkait

0 Comments